Dark/Light Mode

Pengaruhi Kondisi Ekonomi Dan Sosial

Petani-Nelayan Dihadang Ganasnya Iklim Dan Corona

Rabu, 27 Januari 2021 05:56 WIB
Presiden Jokowi dalam Konferensi Tingkat Tinggi Cli­mate Adaptation Summit (KTTCAS) 2021 yang berlangsung virtual, Senin (25/1). (Foto : Dok Instagram @sekretariat.kabinet).
Presiden Jokowi dalam Konferensi Tingkat Tinggi Cli­mate Adaptation Summit (KTTCAS) 2021 yang berlangsung virtual, Senin (25/1). (Foto : Dok Instagram @sekretariat.kabinet).

 Sebelumnya 
Dari sisi regulasi, Siti mengatakan, Indonesia telah memasuk­kan adaptasi dalam Undang-undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Pemerintah, lanjut dia, juga sedang menyusun Roadmap Nationally Determined Contri­bution (NDC) adaptasi, untuk memberikan arahan terhadap pencapaian NDC adaptasi pada tahun 2030.

Panduan dan perangkat telah disiapkan dalam rangka imple­mentasi adaptasi perubahan iklim di tingkat tapak.

Baca juga : Jokowi Bicaranya Berkali-kali

Menurut Siti, implementasi adaptasi perubahan iklim dalam bentuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan Food Estate untuk meningkat­kan ketahanan nasional terhadap pandemi Covid-19.

“Ini bertujuan meningka­tan kesejahteraan masyarakat, sekaligus mengurangi risiko dampak perubahan iklim melalui upaya Padat Karya Penanaman Mangrove oleh masyarakat dan peningkatan ketahanan pangan melalui Food Estate,” terang politisi Partai NasDem ini.

Siti menegaskan, sebagai anggota G20, Indonesia telah berkontribusi membantu negara berkembang melalui South-South Cooperation.

Baca juga : Begini Kata Telkomsel Soal Pembatalan Lelang 5G

Ada pun beberapa kerja sama internasional tersebut antara lain, berbagi pengalaman da­lam pengelolaan lahan gam­but dengan Kongo dan Peru yang dikelola oleh International Tropical Peatland Center (ITPC) di Bogor. Ini didukung oleh United Nations Environment Programme (UNEP), Food and Agriculture Organization (FAO) dan Center for International Forestry Research (CIFOR) (CIFOR).

“Kerja sama dengan berba­gai pihak juga telah dilakukan dengan mewujudkan Regional Capacity Center for Clean Seas (RC3S) di Bali, untuk pening­katan kapasitas negara-negara berkembang dalam menangani sampah laut,” ungkapnya.

Untuk diketahui, KTTCAS merupakan konferensi tingkat tinggi global untuk memperce­pat dan meningkatkan adaptasi masyarakat dan ekonomi terhadap dampak perubahan iklim di masa mendatang.

Baca juga : Warga Depok Dan Tasikmalaya Paling Bandel, Ogah Jaga Jarak Dan Pakai Masker

Tahun ini, KTTCAS dige­lar secara daring dan Belanda bertindak menjadi tuan rumah yang didukung oleh 22 negara termasuk Indonesia. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.