Dark/Light Mode

Cuplikan Kisah Setahun Evakuasi WNI Dari China

Mari Kita Mencontoh Wuhan, Bersusah-susah Dahulu, Kelar Pandemi Covid Kemudian

Kamis, 4 Februari 2021 07:35 WIB
Sebanyak 238 WNI dievakuasi dari Wuhan, China mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam pada 2 Februari 2020. Evakuasi dilakukan, karena penyebaran Covid-19 semakin meluas di wilayah tersebut. (Foto: Antara)
Sebanyak 238 WNI dievakuasi dari Wuhan, China mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam pada 2 Februari 2020. Evakuasi dilakukan, karena penyebaran Covid-19 semakin meluas di wilayah tersebut. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Sejak Juli 2020, kegiatan pendidikan di Wuhan telah kembali normal. Mahasiswa lokal telah diperbolehkan kembali ke kampus. Namun masih menerapkan close off management. Orang luar dilarang masuk kampus. Mahasiswa hanya seminggu sekali boleh keluar kampus.

Hingga kini, Hillyatu tetap mengikuti perkuliahan secara online. Karena keterbatasan jaringan internet yang ada, banyak materi yang terlewatkan. Kadang nyambung, kadang mati. Beruntung, dosen-dosen di sana sangat memaklumi.

Baca juga : Keluar Dari Perjanjian Paris, Kita Beri Pelajaran Uni Eropa

Hillyatu menuturkan, sampai saat ini, pemerintah China belum memperbolehkan mahasiswa asing di luar China untuk kembali.

Sejak awal pandemi hingga saat ini, pemerintah China alih-alih melonggarkan tindakan preventif, malah justru memperketat. Jika dulu masuk antar kota antar provinsi hanya cukup tes PCR, kini harus disertai karantina 14 hari dari daerah risiko rendah dan sedang. Sedangkan dari daerah berisiko tinggi  wajib karantina ditingkatkan menjadi 21 hari.

Baca juga : Kejagung Endus Upaya Para Tersangka Ngumpetin Aset

Melihat Wuhan yang kembali normal, Hillyatu mengaku ingin segera kembali kesana. Wuhan yang dulu ditakuti, kini justru diminati.

Pada libur National Day tahun lalu, Wuhan adalah destinasi favorit turis lokal China selama liburan. Jika dulu semua orang yang keluar dari Wuhan harus dikarantina 14 hari, kini orang yang ingin memasuki Wuhan justru harus dikarantina 14 hari.

Baca juga : “Memang Bisa Gue Todongin Senjata”

"Ada baiknya, kita belajar dari Wuhan. Bersakit-sakit di depan, bersenang-senang kemudian. Pandemi ini tidak akan berakhir, kalau kita tidak menaati protokol kesehatan. Mencegah lebih baik dari mengobati," pungkas Hillyatu. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.