Dark/Light Mode

Vaksin Nusantara Jangan Tenggelamkan Vaksin Merah Putih

Jumat, 19 Februari 2021 22:07 WIB
Ilustrasi riset vaksin Merah Putih (Foto: Antara)
Ilustrasi riset vaksin Merah Putih (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tiba-tiba saja muncul Vaksin Nusantara, untuk anti Covid-19. Ini jenis vaksin apa lagi ya? Belum terlalu jelas bagaimana pengujian ilmiahnya, tapi sudah heboh.

Diklaim sebagai vaksin yang antibodinya bisa bertahan seumur hidup, cukup sekali suntik, biayanya murah dan bisa produksi hingga 10 juta dosis per bulan. Para ilmuwan dan dokter-dokter Indonesia banyak yang melongo. Beneran nih?

​Nyanyian soal Vaksin Nusantara lahir dari Terawan Agus Putranto, Menteri Kesehatan yang diberhentikan Presiden Jokowi pada Desember 2020. Sejak tak menjabat di kabinet, rupanya dia punya kesibukan baru melahirkan vaksin ini.

Baca juga : Tak Mudah, Ini Tantangan Perbankan Terapkan Teknologi Komputasi Awan

Bekerja sama dengan PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) dan AIVITA Biomedical asal Amerika Serikat. Lalu penelitian dikerjakan di Universitas Diponegoro (Undip) dan RSUP dr Kariadi Semarang. ​

AIVITA Biomedical adalah sebuah perusahaan. Membuka web resminya di internet, perusahaan ini menyebut profilnya sebagai: AIVITA Biomedical is an immuno-oncology company designing personalized vaccines that target the seed of all cancers: tumor-initiating cells (AIVITA Biomedical adalah perusahaan immuno-oncology, yang mendesain vaksin personal, dengan target semua jenis kanker, sel inisiasi tumor). Perusahaan ini didirikan pada tahun 2016.

Dalam website-nya, tidak tercantum alamat lengkap, hanya ada nomor yang bisa dihubungi. Tetapi, jika di-search di google map, lokasi AIVITA Biomedical, tidak jauh dari University of California (UC) Irvine, USA.

Baca juga : Terawan: Vaksin Nusantara Bisa Diproduksi 10 Juta Dosis Per Bulan

​Sedangkan PT Rama Emerlad Multi Sukses, adalah pabrik obat dan kosmetik yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur. Informasi dan profil perusahaan ini agak sulit ditemukan. Bahkan, mesin pencari pun tidak menemukan website resmi pabrik ini. ​

Bagaimana Vaksin Nusantara ini dibuat? Menurut Terawan, ini adalah vaksin berbasis sel dendritik. Beda dengan vaksin yang saat ini dibuat sejumlah negara di dunia. Sinovac, misalnya melalui teknik inaktivasi atau virus yang dilemahkan. Vaksin lain seperti Pfizer menggunakan teknologi yang lebih rumit, yaitu mRNA. Ada juga yang menggunakan teknologi adenovirus, seperti yang dibuat Astrazenecca.

Vaksin Merah Putih yang saat ini asli dikerjakan peneliti Indonesia, salah satunya menggunakan teknik protein rekombinan. Prosesnya baru memasuki uji klinis dan butuh waktu sekitar setahun lagi, untuk sampai disuntikkan ke masyarakat.

Baca juga : Walhi Dukung Perlindungan Menyeluruh Kawasan Meratus Kalsel

​Perjalanan Vaksin Merah Putih ke titik ini, telah melalui prosedur standar ilmiah yang cukup panjang dan lama, pun melibatkan banyak lembaga penelitian terkemuka di Indonesia.

Ada enam lembaga yang ikut mengembangkan Vaksin Merah Putih, yaitu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan Protein rekombinan fusi, Universitas Airlangga mengembangkan Adenovirus dan Adeno-Associated Virus-Vector Based & Peptide Vaccine, Institut Teknologi Bandung dengan Adenovirus, Universitas Gajah Mada dengan pengembangan protein rekombinan, Universitas Indonesia dengan DNA, mRNA, Virus-Like-Particles dan Lembaga Eijkman mengembangkan Platform Subunit protein rekombinan mamalia based dan yeast based.

Sehingga, munculnya Vaksin Nusantara menjadi pertanyaan besar. Bagaimana perjalanannya, tiba-tiba sudah memasuki uji klinis tahap dua, dan segera meminta pengesahan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk diproduksi massal.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.