Dark/Light Mode

Siswa Dan Pengajar Kudu Dipastikan Dalam Kondisi Sehat

Mau Sekolah Tatap Muka, Bisa Nggak Konsisten Patuhi Prokes

Rabu, 24 Maret 2021 05:26 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. (Foto : Tangkapan layar Youtube BNPB Indonesia).
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. (Foto : Tangkapan layar Youtube BNPB Indonesia).

 Sebelumnya 
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, orangtua diberikan kewenangan untuk memu­tuskan apakah anaknya ikut sekolah tatap muka atau tetap melakukan belajar online. “Opsi tersebut harus tersedia,” ujar Nadiem.

Netizen berharap pembukaan sekolah tatap muka lebih mengedepankan aspek kehati-hatian. Supaya, sekolah tidak menjadi atau memunculkan klaster baru penyebaran Covid-19.

Anggota Komisi II DPR Mardani Ali Sera berharap, hanya sekolah di daerah zona hijau atau risiko penularan Covid-19 rendah yang diperbolehkan menggelar pembelajaran tatap muka. Selain itu, seluruh perangkat sekolah juga mesti sudah siap dengan protokol kesehatan.

Baca juga : Bupati Zaki Optimis 15 Ribu Warga Divaksin Dalam Sehari

Politisi PKS itu membeberkan data @Kemdikbud_RI terkait kesiapan belajar tatap muka. Kata dia, baru 280.372 atau 52,44 persen seko­lah yang telah mengisi kesiapan proses belajar mengajar di tengah pandemi. Dari jumlah tersebut, baru 10 persen sekolah yang sudah menyatakan siap. “Ini harus dipertimbangkan secara matang,” cuit @MardaniAliSera.

Menurut Sudjiwotedjo, seharusnya keputusan mengikuti sekolah tatap muka ada pada orang­tua. “Orang tua nggak setuju, sekolah tatap muka boleh tak diikuti,” katanya.

Diakui FajarwahyuAsli, belajar merupakan hal yang penting bagi generasi penerus bangsa. Namun, di masa pandemi seperti ini, membuka sekolah tatap muka harus hati-hati. “Karena bisa jadi klaster baru,” ujarnya.

Baca juga : Perketat Daerah Perbatasan, Siapa Yang Masuk, Periksa!

BangHendraAhmad mengatakan, jika negara belum mampu mengendalikan Covid-19, lebih baik sadar diri untuk tidak membuat kebijakan yang justru memberi peluang terjadi penyeba­ran Covid-19.

“Ini namanya adu domba antara orangtua murid dengan sekolah. Karena sekolah tatap muka masih menjadi perdebatan,” kata dia.

Sementara, ProfesorZubairi sangat setuju sekolah tatap muka dibuka Juli mendatang. Asalkan, posi­tivity rate kasus Covid-19 di Tanah Air sudah mencapai di bawah 5 persen. “Kalau bisa 3 persen, ya lebih bagus. Merem saya bilang setujunya,” ujarnya. “Setuju, karena nggak semua pendidikan bisa dilakukan secara online. Salah satunya pen­didikan vokasi atau kejuruan, yang mau nggak mau harus bener-bener offline,” tutur ngevve_.

Baca juga : Si Corona Bisa Ikutan Pulkam Lho!

Harisum mengungkapkan, sudah saatnya dimulai kembali pembelajaran tatap muka. Terutama di sekolah, universitas dan pesantren. “Kecuali di daerah zona merah Covid-19,” tuturnya. [ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.