Dark/Light Mode

Wanita Dibidik

Teroris Kekurangan Stok Laki-laki

Minggu, 4 April 2021 07:10 WIB
Inilah jasad perempuan berinisial ZA yang tewas karena melakukan aksi penyerangan dengan membawa pistol, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/3/2021). (Foto: Istimewa)
Inilah jasad perempuan berinisial ZA yang tewas karena melakukan aksi penyerangan dengan membawa pistol, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/3/2021). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pola perekrutan calon teroris sudah bergeser. Kini, wanita paling banyak dibidik untuk direkrut menjadi teroris. Terbukti, dalam sejumlah aksi teror yang terjadi belakangan ini, kalangan wanita selalu dipilih jadi “pengantinnya”. Kenapa wanita yang dipilih? Rupanya, teroris mulai kekurangan stok laki-laki.

Aksi terorisme pertama dengan pelakunya wanita terjadi pada tahun 2018 di Surabaya, Jawa Timur. Pelaku dari aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, Surabaya itu, adalah Puji Kuswati. Wanita berusia 43 tahun ini, melakukan aksi keji itu bersama putra-putrinya.

Tak lama berselang, suami Puji, Dita Oepriarto, meledakkan dirinya di GPPS di Jalan Arjuno, Surabaya. Hampir bersamaan, dua putra pasangan Dita dan Puji, Yusuf Fadhil dan Firman Halim, meledakkan diri di Gereja Katolik di Ngagel, Surabaya. Akibatnya, satu keluarga tewas.

Baca juga : Teroris Amerika Lebih Gila

Di tahun yang sama, perempuan kedua tercatat sebagai bomber wanita adalah Tri Ernawati (43 tahun). Erna dan suaminya, Tri Murtiono meledakkan diri di gerbang komplek Markas Polisi Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya.

Pada 2019, aksi bom bunuh diri juga dilakukan teroris wanita bernama Solimah di Sibolga, Sumatera Utara. Dalam peristiwa itu, Solimah bersama anaknya melakukan aksi bom bunuh diri setelah 10 jam rumahnya dikepung Tim Densus 88. Solimah memilih bunuh diri, ketimbang menyerahkan diri.

Dua aksi teroris terbaru dengan melibatkan wanita, yakni peristiwa yang terjadi di Gereja Katedral, Kota Makassar dan penyerangan Mabes Polri, pekan lalu. Di Makasar, dua pelaku yang tewas akibat melakukan aksi bom bunuh diri adalah penganten baru bersana L dan YSF.

Baca juga : Dibenci Teroris, Ahok Bingung

Selang empat hari, Mabes Polri diserang sosok wanita bernama Zakiah Aini yang mengacungkan senjatanya ke polisi yang berjaga. Namun, aksinya itu gagal lantaran Zakiah berhasil dilumpuhkan dengan timah panas hingga tewas di tempat.

Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Purwanto menjelaskan soal fenomena yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Kata dia, baik di Indonesia maupun dunia, pelaku bomber sudah identik dengan wanita.

Kenapa? Jaringan teroris seperti ISIS memang sedang membidik wanita untuk dijadikan bomber. Penyebabnya, karena adanya kekosongan tenaga pria. Para teroris pria sudah banyak yang tewas dan tertangkap aparat.

Baca juga : Indonesia Diserang Teroris, Malaysia Ketar Ketir

“Ya, perempuan ini jadi sentral setelah banyak tewasnya pendukung ISIS yang khusus pria,” kata Wawan, dalam sebuah diskusi daring, kemarin.

Tak hanya itu, Wawan mengatakan, perempuan lebih memiliki rasa emosional dan militan ketimbang laki-laki. Bahkan, bomber wanita kerap lebih dulu mengajak laki-laki untuk melancarkan aksinya.

“Termasuk juga di kasus bom panci, yang punya daya ledak menggelegar. Ini efek peniruannya, pergerakannya dan tren meningkat. Malah disebut wanita yang mengajak sekarang ini. Ada seperti itu,” ujarnya. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.