Dark/Light Mode

Situasi Covid Masih Ngeri-ngeri Sedap, IDAI Belum Kasih Restu Sekolah Tatap Muka

Rabu, 28 April 2021 12:40 WIB
Ilustrasi sekolah tatap muka (Foto: Ng Putu Wahyu Rama/RM)
Ilustrasi sekolah tatap muka (Foto: Ng Putu Wahyu Rama/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) belum memberikan lampu hijau terhadap penyelenggaraan kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah. Sebab, sampai saat ini, situasi Covid di Tanah Air masih ngeri-ngeri sedap.

Ketua Umum IDAI Prof. Dr. dr. Aman B Pulungan SpA(K) menegaskan, sekolah tatap muka baru bisa dijalankan apabila kasus penularan lokal telah terkendali. Dengan positivity rate kurang dari 5 persen, dan turunnya angka kematian. 

Jika sekolah tatap muka tetap dimulai, Aman meminta pihak penyelenggara menyiapkan blended learning. 

Anak dan orang tua diberi kebebasan memilih metode pembelajaran luring atau daring. Anak yang belajar secara luring maupun daring, harus memiliki hak dan perlakuan yang sama.

Baca juga : Pembukaan Sekolah Tidak Perlu Tunggu Juli

“Mengingat prediksi jangka waktu pandemi Covid-19 yang masih belum ditentukan, maka guru dan sekolah hendaknya mencari inovasi baru dalam proses belajar mengajar. Caranya, bisa dengan memanfaatkan belajar di ruang terbuka seperti taman, lapangan atau sekolah di alam terbuka,” terang Aman dalam keterangannya, Rabu (28/4).

Ia juga mengingatkan, pentingnya syarat vaksinasi bagi guru dan tenaga kependidikan yang berhubungan dengan anak dan orangtua, atau pengasuh.

Perlu juga dibuat kelompok belajar kecil, yang berinteraksi secara terbatas di sekolah. Sehingga,  jika ada kasus konfirmasi, penelusuran kontak dapat lebih mudah dilakukan.

Jam masuk dan pulang bertahap untuk menghindari penumpukan siswa. Pengawasan juga harus disiplin, untuk menghindari kerumunan di gerbang sekolah.

Baca juga : Situasi Covid Belum Aman, Ritual Ibadah Jumat Agung Di Katedral Disederhanakan

"Sekolah perlu membuat pemetaan risiko adakah siswa dengan komorbid aatu penyakit penyerta seperti diabetes melitus, penyakit jantung, keganasan, autoumun, dan sebagainya. Perlu juga didata, orangtua siswa dengan komorbid, atau tinggal bersama lansia maupun guru dengan komorbid serta kondisi kesehatan atau medis anak," papar Aman.

Idealnya, sebelum membuka sekolah, semua anak maupun guru dan petugas sekolah dilakukan pemeriksaan swab, dan secara berkala dilakukan pemeriksaan swab ulangan untuk pemeriksaan protokol kesehatan di sekolah.

Fasilitas cuci tangan di lokasi-lokasi strategis seperti sebelah kelas, sebelah toilet, harus diperbanyak.  

Jika ada anak atau guru atau petugas sekolah yang memenuhi kriteria suspek, harus bersedia untuk dilakukan pemeriksaan swab sekolah.

Baca juga : Bos KPAI Tidak Mendukung Sekolah Digelar Tatap Muka

Tim UKS harus sudah menyiapkan alur mitigasi, jika ada warga sekolah yang sakit, masuk kategori suspek, atau positif Covid.

Untuk sekolah berasrama, IDAI menyarankan untuk tidak boleh menerima orang/pihak luar keluar masuk asrama secara bebas. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.