Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Diragukan Efektif Dan Bikin Cemburu Daerah Lain
Program Work From Bali Sebaiknya Dikaji Lagi Deh
Minggu, 23 Mei 2021 05:15 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kebijakan Work From Bali (WFB) sebaiknya dikaji lagi deh. Sebab, program itu diragukan bisa mendongkrak kinerja pariwisata. Selain itu, berpotensi membuat daerah lain cemburu.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengatakan, pemulihan pariwisata Bali yang anjlok akibat pandemi Covid-19 juga tidak akan maksimal dengan kebijakan tersebut.
“(WFB) Tidak akan maksimal bangkitkan perekonomian nasional karena lingkupnya sangat kecil, hanya Pulau Bali, selain itu targetnya hanya ASN (Aparatur Sipil Negara) dari beberapa kementerian saja,” ungkap pengama kebijakan publik Agus Pambagio kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Luhut Cs Lagi Gencarkan Program Work From Bali
WFB merupakan program yang digagas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi Bali dari sektor pariwisata. Untuk memuluskan program itu, Kemenko Marves akan mendorong ASN kementerian di bawahnya untuk WFB.
Agus menuturkan, selain lingkupnya kecil, anggaran ASN juga terbatas. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini sudah dioptimalkan untuk penanganan Covid-19. Kondisi ini tidak akan banyak mendongkrak daya beli di Bali.
Mungkin akan berbeda, lanjutnya, jika Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) menginstruksikan perusahaan pelat merah melaksanakan berbagai kegiatan hingga kerja dari Bali.
Baca juga : Erick Cek Langsung Program BUMN Pro Rakyat Di Semarang Dan Kendal
“Dengan anggaran dimiliki BUMN serta dengan jumlah karyawan yang banyak, akan lebih signifikan mendorong daya beli di Bali, memulihkan pariwisata, khususnya keterisian hotel,” terangnya.
Agus menilai, selain kurang efektif, WFB rentan menimbulkan kecemburuan pada daerah lain yang sektor pariwisatanya terdampak seperti Jogja, Banyuwangi, Sumatera Utara, Makkasar maupun daerah lainnya.
“Mereka juga kan berhak diperlakukan seperti Bali agar pariwasatanya bisa bangkit lagi dan ekonomi masyarakatnya bisa pulih. Harusnya pemerintah juga pikirkan program untuk daerah-daerah ini,” ujar Agus.
Baca juga : Pebisnis Girang Wisata Bali Segera Dibuka Lagi
nalis kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansyah juga memiliki pandangan serupa. Dia khawatir, WFB malah membuat kinerja ASN tidak optimal.
“Ajakan itu bisa membuat pekerjaan mereka terganggu karena malah sibuk jalan-jalan di Bali. Kebijakan itu juga tidak tepat karena nggak ada urgensinya,” ujar Trubus kepada Rakyat Merdeka.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya