Dark/Light Mode

Dianggap Jadi Biang Kerok

Libur Panjang Bikin Deg-degan...

Sabtu, 19 Juni 2021 05:20 WIB
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi. (Foto: Humas BNPB)
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi. (Foto: Humas BNPB)

 Sebelumnya 
Netizen sebenarnya banyak yang mendukung libur panjang ditiadakan selama penyebaran virus Corona masih tinggi. Bahkan, akun Aliyah45688918 menyarankan pemerintah menghapus semua tanggal merah di luar hari Minggu. “Karena setiap libur panjang pasti Corona naik,” ungkapnya.

TariAnggraini78 juga mengingatkan publik, bahwa pasca libur panjang Mei 2021, kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Menurut GakLambeTurah, tak ada ada cara lain kecuali menghadapi lonjakan kasus aktif Covid- 19 pasca libur panjang Mei 2021. “Kta harus waspada dan terus disiplin prokes,” tambahnya.

Annas83171061 juga mengatakan, kasus Covid-19 akan terus naik selama masih ada libur panjang. Dia bilang, kalau mau fokus dengan Covid-19, hapus semua libur karena hanya akan membuat klaster baru. “Mana yang lebih utama, kesehatan atau ekonomi,” tuturnya.

Baca juga : Satgas Covid-19: Agenda Libur Panjang Kemungkinan Ditiadakan

Jasjashujan23 juga menyoal libur panjang ta­hun ajaran baru. Karena masyarakat banyak yang kekeuh ingin pulang kampung. Bahkan yang pulang kampung bukan satu dua orang, tapi semua daerah. “Akibatnya baru kerasa sekarang, hampir semua daerah,” katanya.

Wwulann bahkan mengaku ikhlas jika libur panjang dihilangkan. “Iya, hapus ajalah. Daripada bikin deg-degan, was-was kalau mau pergi keluar rumah,” katanya. “Usulannya logis. Tiadakan libur panjang,” sambung SantorinisSun.

Mulanbilqis berharap, lonjakan kasus Covid-19 pasca libur panjang yang saat ini terjadi menjadi yang terakhir. Dia berharap, tidak ada lagi Kudus dan Bangkalan berikutnya dalam kasus Covid ini.

Baca juga : Tangani Bencana, Kemensos Gandeng Berbagai Pihak

“Sudah cukup, jangan ngeyel lagi deh. Pemerintah bekerja demi kita semua, untuk Indonesia,” tuturnya.

Menurut Tiorida123, sumber masalahnya adalah sebagian besar masyarakat tidak tertib alias ngeyel. Bahkan, ada kelompok yang mengatakan Covid-19 adalah rekayasa.

“Libur adalah hak pekerja. Entar libur ditiadakan pemerintah disalahin, plekok!” katanya.

Baca juga : Airlangga: UU Cipta Kerja Tak Bertentangan Dengan UUD 1945

Namun akun nendenrahmaaaaa tidak setuju libur panjang disebut sebagai biang kerok melonjaknya kasus Covid-19. Dia menegaskan, yang perlu diperhatikan justru tempat yang membuat kerumunan massa. Yaitu, tempat wisata dan lain-lain. “Bukan malah nyalahin libur panjang. Lebih bijak lagi membuat peraturan tegas,” tukasnya.

Turisno24846445 juga tidak setuju dengan peniadaan hari libur nasional. Pemerintah tidak perlu menghilangkan hari libur nasional. “Mungkin lebih tepat kalau tempat-tempat yang berpotensi kerumunan yang perlu ditutup, seperti tempat wisata, pasar, mall dan lain-lain.”

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.