Dark/Light Mode

Frial Ramadhan Supratman, Pustakawan Perpusnas

Kwitang, Oase Di Kota Metropolitan

Selasa, 6 Juli 2021 14:17 WIB
Pustakawan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Frial Ramadhan Supratman (Foto: Istimewa)
Pustakawan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Frial Ramadhan Supratman (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Adalah Habib Ali bin Abdurrahman bin Abdullah bin Muhammad bin Husein Alhabsyi, dikenal dengan Habib Ali Kwitang, yang memiliki peran besar dalam membesarkan nama Kwitang. Dia merupakan ulama yang lahir di Kwitang, Batavia, pada 20 April 1869. Ayahnya adalah Habib Abdurrahman bin Abdullah Alhabsyi, sedangkan ibunya bernama Nyi Salmah yang berasal dari Meester Cornelis (Jatinegara). Dalam buku biografi Habib Ali Kwitang yang berjudul “Sumur yang Tak Pernah Kering”, disebutkan bahwa Habib Abdurrahman, ayah dari Habib Ali Kwitang, merupakan ipar pelukis Raden Saleh (1816-1880). Sedangkan, kakek dari Habib Ali Kwitang adalah Habib Muhammad bin Husein bin Abdurrahman Alhabsyi yang berasal dari Hadramaut.

Tidak dapat dipungkiri, titik balik dari sejarah Kwitang terjadi ketika Habib Ali Kwitang kembali ke Jakarta setelah melanglang buana untuk menuntut ilmu. Setelah mendapatkan izin dari guru-gurunya, Habib Ali Kwitang memberanikan diri mengajar. Kharisma, sikapnya yang santun, serta tingginya ilmu yang dimiliki Habib Ali Kwitang telah menarik murid-murid dari berbagai daerah untuk berguru kepadanya. Ketika itu, Kwitang menjadi magnet bagi para penuntut ilmu. Setelah Habib Ali Kwitang wafat pada 1968, estafet kepemimpinan diteruskan anaknya yang bernama Habib Muhammad Kwitang. Habib Muhammad Kwitang kemudian wafat pada 1994 dan digantikan Habib Abdurrahman Kwitang hingga hari ini.

Baca juga : Korupsi Pengadaan Tanah, KPK Perpanjang Penahanan Eks Dirut Sarana Jaya

Majelis Ta'lim Habib Ali Kwitang yang terletak di Jalan Kembang III telah menarik berbagai macam ulama dan pencari ilmu untuk datang ke sana. Menurut Abdul Qadir Umar, Majelis Ta'lim Habib Ali Kwitang merupakan majelis ta’lim pertama di Jakarta. Bahkan menjadi cikal bakal kemunculan majelis lainnya di Indonesia. Mereka berbondong-bondong untuk meneguk ilmu dari ceramah-ceramah di Majlis Ta'lim Alhabib Ali Alhabsyi di Kwitang.  

Terdapat beberapa momen yang seringkali membuat Kwitang dipenuhi orang-orang untuk mendengar ceramah dari Habib Ali Kwitang dan penerusnya.  Salah satu momen yang menarik berkumpulnya para jamaah dari berbagai daerah adalah pengajian mingguan yang rutin dilaksanakan sejak kepemimpinan Habib Ali Kwitang. 

Baca juga : tiket.com Resmikan Sentra Vaksinasi Perdana Bagi Peserta 18 Keatas

Habib Ali Kwitang tidak hanya meninggalkan ilmu yang bermanfaat, tetapi juga gedung-gedung yang hingga kini dipakai untuk majelis ilmu dan ibadah. Di antaranya adalah Masjid ar-Riyadh dan Madrasah Unwanul Falah. Masjid Ar-Riyadh yang berada di Jalan Kembang VI, Kwitang, merupakan salah satu masjid tertua di Jakarta. Menurut Abdul Qadir Umar, Masjid Ar-Riyadh yang juga dikenal dengan Masjid Kwitang dibangun Habib Ali Kwitang pada 1938. Masjid ini dibangun di atas tanah wakaf dari keluarga Al-Kaf dari Hadramaut seluas 1.000 meter persegi. 

Jika melihat dari sejarahnya, Kwitang ternyata bukan hanya kelurahan kecil di tengah hiruk pikuk dan gemerlapnya kehidupan metropolitan. Lebih dari itu, Kwitang merupakan wilayah yang menghubungkan Indonesia dengan kota-kota Muslim lainnya di Samudera Hindia. Pembacaan kitab “Simthud Durar” setiap Kamis terakhir Bulan Rabiul Awwal di Kwitang, juga dilakukan para penerus dan murid-murid Habib Ali Abdurrahman dari Hadramaut di berbagai wilayah. Lantunan bacaan Maulid “Akhir Kamis” bergema dari Kwitang dan disambut dengan bacaan yang sama dari wilayah-wilayah di Samudera Hindia pada Kamis terakhir bulan Rabiul Awwal. Singkatnya, Kwitang merupakan bagian dari wilayah yang menghubungkan ajaran-ajaran spiritual Muslim di Samudera Hindia. 

Baca juga : Ferdinand Hutahaean Dorong Kapolri Sikat Pungli Dan Premanisme Di Luar Pelabuhan

Dengan datang ke Kwitang, para jamaah mendapatkan ilmu dan teladan akhlakul karimah. Kwitang seakan-akan menjadi oase bagi para pencari jalan spiritual di ibu kota yang haus akan ajaran-ajaran keagamaan yang penuh dengan nilai cinta dan kemanusiaan.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.