Dark/Light Mode

Sistem One Way Mudik Lebaran 2019

Orang Jakarta Riang Gembira Orang Daerah Ngomel-ngomel

Jumat, 17 Mei 2019 12:25 WIB
Sejumlah kendaraan arus balik melintas ruas Tol Cipali kilometer 188 di jalur Jakarta menuju Jawa Tengah Rabu petang (20/6/2018). (Foto : Istimewa).
Sejumlah kendaraan arus balik melintas ruas Tol Cipali kilometer 188 di jalur Jakarta menuju Jawa Tengah Rabu petang (20/6/2018). (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mewacanakan sistem one way atau satu arah di tol Trans Jawa saat mudik Lebaran 2019. Orang-orang Jakarta dan sekitarnya, yang biasa mudik ke daerah girang. Nah, orang daerah yang mudiknya ke Jabodetabek merasa dianaktirikan.

Mudik, di Indonesia, sudah menjadi tradisi. Lebaran tidak mudik, hambar rasanya. Sayangnya, saban musim mudik tiba, yang terjadi macet di mana-mana, di sepanjang jalan yang dilewati para pemudik. Mulai dari jalan biasa, hingga jalan tol.

Kemenhub menyadari momok Lebaran itu. Maka, diputuskanlah kebijakan one way di jalan Tol Trans Jawa. Nantinya, sistem one way dimulai dari Tol Cikarang Utama sampai Km 262 Brebes Barat. Penerapannya mulai berlaku 30 Mei-2 Juni. Selama 24 jam.

Ide satu arah mendapatkan dukungan Kakorlantas Polri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan Jasa Marga.

“Kami sepakat menggunakan sistem one way. Kenapa one way? Karena ada kecenderungan masyarakat mudik dengan rombongan, bisa 2-3 mobil. Kalau ada yang (bernomor) ganjil dan yang genap pasti akan terpisah mobilnya,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi dalam keterangannya, Jumat (10/5).

Baca juga : Duh, Jalanan Jakarta Berlubang Dan Bergelombang

Sedangkan untuk penyebrangan Merak dan Bakauheni, kata Budi, akan diberlakukan sistem ganjil-genap. Aturan itu, berlaku pada pukul 20.00-08.00 WIB, mulai 30 Mei-2 Juni 2019. Bagi yang menyeberang siang hari, aturan ganjil-genap tidak berlaku.

“Konsentrasi kita, Tol Bakauheni-Terbanggi Besar sudah operasional. Tapi, Terbanggi Besar-Kayuagung masih fungsional. Dan itu hanya dapat dilalui dari jam 06.00-18.00 WIB, hanya satu lajur saja,” tambahnya.

Masyarakat dunia maya menyikapi berbeda kebijakan one way ini. Ada yang setuju, ada yang menolak. “Mantap Pak Menhub, buatlah yang terbaik untuk negeri ini. Kita akan dukung,” support Dwi Ningrum.

Ubud Tuqo juga memuji langkah strategis Kemenhub. Dia menganggap, kebijakan ini solusi mengatasi kemacetan yang terjadi di setiap mudik Lebaran. “Mantap kerja sama yang bagus untuk mengurai kemacetan mudik Lebaran 2019 nanti.”

Ustadz Asli tak mau ketinggalan. Dia juga mendukung ide one way. Dia bilang, ide satu arah di tol sangat brilian untuk mengatasi penumpukan kendaraan ketika mudik. “Menhub memang top. Tiket pesawat murah, jalan tol dipermudah. Kita rakyat Jokowi mendukung Budi jadi Menhub 2 periode.

Baca juga : Bupati Tulungagung Nunduk Dan Gelisah

Lanjut, @verowin mengatakan, langkah Menhub yang menerapkan sistem satu arah di Tol Trans Jawa saat mudik Lebaran 2019 harus didukung semua masyarakat. Kebijakan ini, kata dia, demi mengurai kemacetan yang biasanya terjadi di beberapa ruas utama jalan bebas hambatan tersebut.

@CNNiDTes mengamini. Katanya, berbagai persiapan kelancaran arus mudik terus dilakukan. Di antaranya sistem satu arah (one way) di Jalan Tol Trans-Jawa dan pemindahan Gerbang Tol Cikarang Utama. “Dimulai dari Km 29 Cikarang Utama hingga Km 262 Brebes Barat. @MbahCapres langsung menyambar, “Top, kita dukung.”

Sementara, @akuya_akiya memprotes keras kebijakan ini. Menurutnya, keputusan satu arah di tol sangat tidak bijak. “Yang mau mudik bukan hanya dari Jakarta, tapi dari Jawa juga banyak. Kasian mereka yang mudik ke arah Barat. Berat,” kritiknya.

Sama, Ubi Jalar justru menganggap kebijakan Menhub merupakan kebijakan sontoloyo. “Kami yang dari Semarang dibuat susah, jalan tol sudah tersambung masih aja one way, emang yang mudik hanya orang Jakarta saja??? Yang dari Timur ke Barat tidak dianggap,” ujar dia, memprotes. 

Anis1069 menimpali ubi jalar. “Kok orang Jakarta aja yang dinomorsatukan. Di mana asas keadilannya,” protes dia.

Baca juga : Lukman Senasib dengan Nahrawi

Kritikan masih berlanjut. Freddy menganggap kebijakan satu arah di tol hanya memindahkan titik macet saja. “Jalan arteri nontol satu arah tidak? Kalo tidak ya sami mawon.. Cuma pindahin titik kemacetan saja. Bukan mengurai namanya.”

Berdiri di antara dua ide, Ahmad Rifai menyarankan agar dilakukan contra flow saja. Bukan one way. Sehingga, tidak ada warga yang merasa dinomor duakan oleh pemerintah. “Kasihan yang arah baliknya. Lebih baik contra flow lah,” katanya.

Ronat Pringadi mendukung usulan Ahmad Rifai. Dia bilang, yang dibutuhkan bukan one way, tapi contra flow. “Setidaknya yang mudik dari Timur ke Barat masih bisa mengakses toll.”

Terkait aturan ganjil-genap yang mau menyeberang di Merak dan Bakauheni, sapa_yg_bego juga memprotesnya. Kata dia, aturan ganjil-genap sangat memberatkan warga. “Nyusahin orang merayakan Lebaran,” katanya. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.