Dark/Light Mode

Medsos Dibikin "Sekarat”

Rudiantara, Pebisnis Online Menjerit Tuh!

Sabtu, 25 Mei 2019 07:59 WIB
Tampilan layanan aplikasi media sosial (medsos) di handphone/smartphone. (Foto: Istimewa).
Tampilan layanan aplikasi media sosial (medsos) di handphone/smartphone. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Sudah tiga hari ini, para pengguna media sosial uring-uringan. Mereka jengkel dengan kebijakan Pemerintah yang memberlakukan pembatasan pengiriman video dan gambar. Mereka ingin, kebijakan yang bikin medsos “sekarat” itu segera disudahi.

Sejak 22 Mei kemarin, Kemenkominfo yang dipimpin Menteri Rudiantara itu, memang melakukan pembatasan media sosial. Gambar dan video yang ada di Whatsapp (WA), Facebook (FB), dan Instagram (IG), disaring.

Kebijakan ini ditujukan untuk menghidari penyebaran hoaks dan ajakan aksi ricuh. Dari sisi kondusivitas pasca-aksi 22 Mei, kebijakan ini cukup efektif.

Baca juga : WA dan Medsos Dibikin Sekarat, Demi Keamanan Negara

Namun, dari sisi komunikasi dan bisnis masyarakat, kebijakan ini sangat merugikan. Sebab, susahnya mengirim gambar dan video membuat bisnis dan kemunikasi tersendat.

Contohnya seperti yang diutarakan akun Hendra Fahrizal di Facebook. Pria yang mengaku sebagai praktisi bisnis berbasis online ini mengaku kehilangan potensi penghasilan yang cukup drastis.

“Beberapa pengusaha olshop mengaku pengorderan produknya berantakan. Saya juga rugi, karena grafik iklan digital (iklan yang muncul di beranda) beberapa klien saya tidak muncul. Tidak rugi duit, tapi kehilangan ribuan viewers sudah pasti. Mestinya ada 150 ribu orang yg harusnya melihat iklannya, sekarang jadi 140 ribu. Kehilangan 10 ribu viewers itu lumayan,” tulisnya.

Baca juga : Tak Lapor Kekayaan Ke KPK, Kalian Tak Akan Dilantik Lho

“Pemerintah harus paham, sosial media bukan cuma buat nyebar hoaks atau selfi. Tapi juga bisnis. We do it seriously. Pakai media order, pakai kontrak. Berbayar. Pemblokiran dalam waktu lama, sangat merugikan orang yang berbisnis menggunakan platform ini. Jadi, cukuplah kemarin. Kalau hari ini dan besok masih juga. Bisa-bisa kami yang demo,” lanjutnya. Di Twitter juga heboh. Akun @ crankygrizz bertanya-tanya sampai kapan medsos dan WA down. “Sampe kapan ini medsos down, gak tau apa ganggu banget kerjaan,” tanya dia.

“Monmaap, ini #whatsappdown mau ampe kapan yah? Tak produktif syekalee,” kesal @elfariedzi. “Menderita banget whatsapp down gini ngga bisa kirim screenshootan bahan gosip di grup,” keluh @Febiauliam.

Akun @waidinn kemudian mencoba menawarkan solusi, ia mengajak para netizen pindah ke Telegram. “Whatsapp sering down. Yuk kita rame-rame pindah ke Telegram,” ajaknya. Akun @CarmelinaYoana tidak ke Telegram, dia memilih “backstreet” ke aplikasi pesan Blackberry atau BBM.

Baca juga : KPK Minta Bantuan BPK Hitung Kerugian Kasus RJ Lino

“Sudah lama gue berpaling dari elu @BBM smnjak @WhatsApp down akhirnya gue putuskan untuk balikan sama elu @BBM, pliss jangan menghilang juga dari gue ternyata elu berharga,” cuitnya.

Sampai kapan pembatasan akses medsos berakhir? Menkominfo Rudiantara belum bisa memberi kepastian. Dia hanya bisa menyatakan, sampai situasi kondusif.

“Tentu itu tunggu masukan dari pihak keamanan. Dari sisi intelijen, sisi Polri, sisi TNI. Kalau sudah kondusif kita akan fungsikan kembali fitur-fitur karena saya sendiri merasakan dampak yang saya buat sendiri,” kata Rudiantara, di Jakarta, Kamis (23/5) kemarin. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.