Dark/Light Mode

Kearifan Lokal Durian Leuwiliang

Selasa, 19 Februari 2019 06:12 WIB
Ngopi - Kearifan Lokal Durian Leuwiliang
Catatan :
DEDE HERMAWAN

 Sebelumnya 
Tidak lama setelah sarapan, sang tuan rumah yang akan kita tuju akhirnya datang. Yaitu Arif Mujahidin, mantan wartawan yang kini bekerja di perusahaan multinasional. Kami pun konvoi menuju Kampung Ciputih Cengal yaitu sekitar 30 menit, dengan menggunakan sepeda motor.

Sampai di Kampung Ciputih Cengal, rasa lelah dan capek saya hilang, setelah melihat pesona keindahan alam pegunungan yang asri dan alami. Kabut pun masih terlihat mengelilingi pohon di sekitar kaki Gunung Salak.

Tidak hanya keindahan alamnya, kampung ini juga dikenal dengan pohon durian, cempedak dan manggis. Duriannya tidak kalah menarik dengan durian yang berada di sepanjang jalanan ibukota.

Baca juga : Keberhasilan Jokowi Dirayakan Di Amerika

Mulai dari durian lokal seperti durian Kuncen sampai durian premium yakni Musang King, Canne, Masmuar. Bahkan, durian Ochee juga ada. Karena sedang musim durian, kehadiran saya bersama teman-teman pun dijamu dengan berbagai macam jenis durian, cempedak dan manggis.

“Kalian harus mencoba berbagai macan durian di sini. Nanti bandingkan dengan durian yang ada di pasar atau di Jakarta. Saya jamin, nyobain durian di sini tidak akan menyesal,” ujar Arif.

Arif mengaku, saat membeli lahan seluas 2.000 meter sudah ada pohon durian, manggis, cempedak dan sebagian cengkeh. Dia sengaja beli lahan tersebut 3 tahun lalu sebagai tempat refreshing. Salah satunya, menghilangkan stres dari kemacetan ibukota.

Baca juga : Pendamping Lokal Desa Bakal Naik Gaji

Yang lebih menakjubkan, kata Arif, masyarakat di sekitar kebunnya sangat sopan dan ramah. Bahkan, budaya kearifan lokal sangat dijunjung tinggi. Seperti tidak sembarangan menebang pohon dan mencuri. Yang menarik lagi, warga yang tidak punya pohon durian bisa sama-sama menikmati. Caranya, mereka bisa nunggu durian yang jatuh.

Sementara yang punya pohon pun, mengikhlaskan kepada sang penemu. “Itulah kearifan lokal. Warga yang nggak punya pohon durian pun, bisa menikmati dan menjual durian dari hasil durian jatuh di lahan orang.

Hal itu sudah turun-temurun. Jika tidak ingin jatuh, maka sang pemilik harus mengikat. Tapi, jika tidak bisa dijangkau, maka dibiarkan,” ujarnya. **

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.