Dark/Light Mode

Ingat Sari Di Deli

Jumat, 12 April 2019 07:34 WIB
Ngopi - Ingat Sari Di Deli
Catatan :
ANGGOWO ADI SEPTANINGRAT

RM.id  Rakyat Merdeka - Akhir pekan lalu, saya ke Deli Serdang dan Asahan. Meliput kampanye terbatas Jokowi di depan warga Sumut yang tumplek-blek. Tugas liputan ini atas ajakan teman. Saya bersedia.

Alasannya, kangen ke ‘lapangan’ lagi. Juga ada ‘uang lelah’-nya. Tak seberapa sih, tapi rasanya adem karena keringatan he he he. Dua hari nonstop. Jokowi kampanye di GOR Dispora, Jalan Pancing Deli Serdang dan Gedung Serba Guna Kisaran, Asahan.

Massa menyemut, ada-ada saja tingkahnya. Bagi saya, hanya itu yang menarik. Sebab, tak ada yang baru dari orasi sang presiden. Jokowi ‘jualan’ fanatisme, 3 kartu sakti, sang menantu Bobby Nasution, serta berbagai ‘trik’ kampanye.

Baca juga : Nggak Sabar 17 April

Merasa jenuh, malam di kompleks GOR Dispora, saya mendadak ingat Sari. Dia senior sekaligus mantan pacar di kampus dulu. Saya tidak punya nomor teleponnya, pamali. Lalu, saya cari di beranda Facebook. Eh, ketemu. Ternyata Sari sudah punya suami ganteng dan dua anak.

“Hei apa kabar? Lagi di Deli nih, kampungmu,” buka saya di FB Messenger. “Ah yang bener. Aku juga lagi di Medan nih. Tapi di Kualanamu. Kesini dong, kayak Rangga kejar Cinta,” balasnya. Rupanya, Sari masih ingat dulu kita pernah nonton AADC di bioskop Slipi Jaya.

Obrolan berlanjut, kita sepakat merasa sama-sama payah, tak bisa memperjuangkan cinta monyet dulu. Kala itu, Sari mendadak hilang dari kampus, ninggalin saya tanpa pemberitahuan. “Sengaja, cuma gara-gara gue jadi begitu,” ucap Sari. Kok begitu?

Baca juga : Jangan Fakir Bekal

Begini kisah singkatnya. Sari punya mantan, seniornya di organisasi pencinta alam. Rupanya cowok itu tak terima saya memacarinya. Saban hari, dia mengawasi saya di kampus.

Hingga muncul cerita, saya Ketua BPM Fikom yang dekat dengan kalangan aktivis. Maklum, anak pencinta alam dan aktivis dulu kerap tak akur.

Sampai suatu malam, cowok gondrong itu beserta rekan-rekannya menghampiri. Dia langsung memukul. Saya tidak membalas, mendengar Sari teriak dan menangis. Situasi kian panas. Saat teman-teman aktivis dan anak underground datang, mengira saya dikeroyok.

Baca juga : Indah Kiat Bantu Budidaya Lele Di Tangsel

Kedua kubu pun berhadapan, siap dengan berbagai sajam dan botol. Takut tambah rusuh, saya mengajak Sari untuk pergi menjauh. Skip. Hari dan puluhan tahun berganti. Konon kisah asmara itu masih acap terdengar di kampus.

Saya, Sari dan mungkin Si Cowok itu sekarang hanya bisa mengenang sambil tertawa geli. Indahnya masa kuliah. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.