Dark/Light Mode

Rieke Minta BUMN Sumbang Laba Bagi Mahasiswa RI Di Mesir

Kamis, 13 Desember 2018 22:05 WIB
Duta Besar Helmy Fauzi (ketiga kiri) dan Rieke Diah Pitaloka (baju putih) berpose bersama perwakilan perusahaan Indonesia yang mengikuti Pameran Dagang Intra-Afrika di Cairo, Mesir. (Foto KBRI Cairo)
Duta Besar Helmy Fauzi (ketiga kiri) dan Rieke Diah Pitaloka (baju putih) berpose bersama perwakilan perusahaan Indonesia yang mengikuti Pameran Dagang Intra-Afrika di Cairo, Mesir. (Foto KBRI Cairo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam dua hari pelaksanaan Pameran Dagang Intra-Afrika (Intra-Africa Trade Fair/IATF) 2018 digelar di Cairo, Mesir, sejumlah perusahaan asal Indonesia meraih potensi transaksi dagang. Nominalnya mencapai 102,02 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,48 triliun. Para Badan Usaha Milik Negara  (BUMN) yang berhasil meraih kontrak diminta menyisihkan laba untuk membantu kehidupan mahasiswa asal Indonesia di Mesir.

“Kontribusi dari BUMN ini akan sangat membantu kesejahteraan mahasiswa kita yang sedang studi di Mesir,” ujar anggota Komisi VI DPR yang membawahi urusan BUMN, Rieke Diah Pitaloka usai bertemu Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Helmy Fauzi di KBRI Cairo, Rabu malam (12/12).

Rieke sangat mengapresiasi kiprah BUMN yang ikut gencar melakukan penetrasi produk dan komoditas nusantara ke pasar Afrika. Menurutnya, langkah ini sudah sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo agar industri Indonesia melihat Afrika sebagai pasar potensial.

Baca juga : Minta Pulangkan Dubes Saudi, Bos NU Marah Besar

“Afrika termasuk Mesir adalah pasar non tradisional yang belum digarap serius. Keikutsertaan dalam IATF ini merupakan kesempatan emas untuk memasarkan produk kita,” kata politisi PDI Perjuangan ini.

Setidaknya tercatat 3 BUMN, 12 perusahaan swasta asal Nusantara dan satu institusi keuangan, Indonesia Eximbank meramaikan IATF 2018. Dalam eksibisi dagang terbesar Afrika, KBRI Cairo menyiapkan satu paviliun yang dinamankan ‘Paviliun Indonesia’. Pameran ini berlangsung pada 11-17 Desember 2018. Para perusahaan ini merupakan penghasil ataupun eksportir sejumlah produk dan komoditas utama seperti kopi, kelapa sawit, rempah, pupuk, pelumas kendaraan hingga kapal karet berteknologi tinggi.

Mereka antara lain PTPN III Holding (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT Pertamina Lubricants, PT AK Goldenesia, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan PT Dahlia Kusuma Utama. Dalam pertemuan bisnis yang difasilitasi KBRI Cairo pada 11 Desember malam, sejumlah potensi transaksi berhasil diraih. PT Perkebunan Nusantara III Holding (Persero) meraih nilai potensi transaksi penjualan kelapa sawit mencapai 90 juta dolar AS. Lalu, PT Pertamina Lubricants yang memasarkan pelumas kendaraan meraih potensi transaksi 6 juta dolar AS. Selanjutnya, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia membukukan potensi penjualan kopi dan kelapa sawit senilai 5,4 juta dolar AS. Eksportir kelapa sawit dan turunannya, PT AK Goldenesia juga ikut meraih potensi transaksi 370 ribu dolar AS. Dan tidak ketinggalan, PT Dahlia Kusuma Utama, produsen pupuk organik mencatatkan potensi transaksi senilai 250 ribu dolar AS. Dengan demikian, total potensi transaksi yang berhasil dibukukan pada hari kedua pelaksanaan IATF 2018 sudah mencapai 102,02 juta dolar AS (sekitar Rp 1,48 triliun, kurs 1 dolar AS= Rp 14.580).

Baca juga : Tahan Uighur, China Dicurigai Bangun Kamp Rahasia Di Gurun

Lebih lanjut, Rieke menyatakan optimistis nilai potensi kontrak dagang yang diraih perusahaan Indonesia akan terus melonjak. Karena itu, dirinya mengingatkan agar para BUMN kelak dapat menyisihkan laba bagi pendidikan mahasiswa Indonesia di Mesir. Dana tersebut, lanjut dia, dapat disalurkan melalui KBRI Cairo yang memiliki program infaq dan shadaqah pendidikan di Mesir.

“Sumbangan 2,5 persen dari laba kontrak dagang yang diraih BUMN dalam IATF sudah sangat membantu kehidupan mahasiswa kita. Dan saya yakin Presiden Jokowi juga akan mendukung program peningkatan kesejahteraan mahasiswa Indonesia di Mesir,” tandas Rieke.

Menanggapi usul Rieke, Dubes Helmy mengatakan pihaknya siap memfasilitasi BUMN maupun perusahaan Indonesia yang berkeinginan membantu mahasiswa Indonesia di Mesir. Sebab, lanjut dia, mayoritas mahasiswa yang studi di Negeri 1.000 Menara ini datang dengan biaya sendiri.

Baca juga : Alhamdulillah, Akhirnya Nasib Guru Honorer Berubah Juga

Dalam catatan KBRI Cairo, data per September 2018, terdapat 5.086 pelajar dan mahasiswa Indonesia yang belajar ke Mesir, dan sekitar 57,4persen (2.921 orang) tercatat sebagai mahasiswa S-1. Mayoritas dari pelajar dan mahasiswa Indonesia ini studi dengan biaya sendiri/non beasiswa (82,7 persen atau sekitar 4.207 orang). Untuk tahun ini, jumlah mahasiswa Indonesia yang lolos seleksi dan akan memulai studi di Universitas Al-Azhar sebanyak 2.010 orang. Dan hanya sebagian kecil dari mereka berstatus sebagai penerima beasiswa.

“Bantuan dana pendidikan yang diberikan perusahaan ataupun BUMN ini akan sangat membantu mahasiswa kita di sini untuk dapat lebih berprestasi. Dan jika dipercaya, kami sangat siap untuk membantu pengelolaan bantuan pendidikan itu,” pungkas Helmy. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.