Dark/Light Mode

Bamsoet Didaulat Jadi Ketua Dewan Kehormatan Asian African Youth Government

Selasa, 8 Maret 2022 17:51 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Istimewa)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo dipercaya menjadi Ketua Dewan Kehormatan Asian African Youth Government (AAYG) atau Organisasi Pemuda Asia Afrika Periode 2021-2026. Dirinya berharap, di bawah kepemimpinan Saddam Al-Jihad, pengurus AAYG yang akan dilantik pada 11 Maret 2022 di MPR serta dihadiri Kementerian Luar dan para duta besar negara sahabat, bisa memberikan terobosan memperkuat diplomasi luar negeri pemerintah Indonesia. 

AAYG memiliki keanggotaan pemuda yang terdiri dari 52 negara Asia-Afrika dan 11 negara di luar Asia-Afrika sebagai observer. Bamsoet, sapaan akrab Bambang, berharap AAYG harus bisa menghadirkan pemerintahan di dunia metaverse dan membentuk semacam Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Pemuda Dunia.

Baca juga : Bamsoet Puji Keterlibatan TNI-Polri Tanggulangi Pandemi Covid-19

"Tidak ubahnya seperti Pemerintah Metropolitan Seoul yang sedang membangun ekosistem Metaverse untuk seluruh layanan administrasi di bidang ekonomi, kebudayaan, pariwisata, dan pendidikan. Manchester City yang membuat gebrakan dengan menjadi klub sepak bola pertama yang membangun stadion di dunia metaverse. Kemudian, BNI juga sedang mempersiapkan membuat kantor cabang di dunia metaverse. AAYG yang diisi para pemuda, juga harus hadir di dunia metaverse," ujar Bamsoet, dalam konferensi pers persiapan pelantikan AAYG, di Press Room MPR, Jakarta, Selasa (8/3).

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, AAYG memiliki potensi besar membangun soft diplomasi menggunakan soft power dalam mewujudkan ketertiban, keamanan, dan perdamaian dunia. Terlebih dalam mengatasi situasi dunia yang sedang tegang akibat perang Rusia-Ukraina. Juga dalam menghadapi potensi konflik yang bisa terjadi di Laut China Selatan. Bamsoet meminta AAYG bisa mewujudkan prinsip Dasasila Bandung sebagai legasi yang diwariskan oleh momentum kesejarahan Konferensi Asia Afrika Bandung tahun 1955.

Baca juga : Ace Minta Menag Yaqut Segera Minta Maaf

"Semangat Dasa Sila Bandung 1955 masih relevan digunakan sebagai pegangan untuk mewujudkan dunia yang lebih aman dan damai. Dalam salah satu butirnya, Dasa Sila Bandung 1955 dengan tegas menyatakan bahwa siapapun tidak boleh melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara. Serta menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrase, ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, dalam menyikapi konflik Rusia-Ukraina maupun potensi konflik yang terjadi di Laut China Selatan, AAYG harus bisa mengajak para pemuda Asia-Afrika maupun pemuda dunia lainnya untuk bersama-sama membangun jaringan menyuarakan perlunya setiap negara bangsa menghormati kedaulatan negara pihak lainnya. "AAYG juga harus menjadi kekuatan pemuda yang mendorong negara pihak yang sedang bertikai, untuk segera duduk bersama. Sebagaimana yang ditekankan dalam Dasa Sila Bandung. Mengingat tidak ada yang menang dalam perang. Semua pihak yang terlibat akan sama-sama sengsara," jelas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.