Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Jelang Hari Raya Idul Adha
Hewan Kurban Cukup, Tapi Tetap Waspada Krisis PMK
Minggu, 19 Juni 2022 07:50 WIB
Sebelumnya
Sementara, Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan penyakit PMK tidak menular ke manusia dan juga aman dikonsumsi manusia. Namun dari rujukan yang diketahuinya, masyarakat diimbau untuk tidak mengkonsumsi jeroan hewan ternak.
Selain itu, kata Tulus, hewan kurban juga harus sudah tersertifikasi dalam keadaan sehat dan bebas dari PMK. Wabah PMK pada hewan ternak diduga dikarenakan perubahan orientasi kebijakan impor daging. “Dulu, orientasi dari undang-undang peternakan menganut rezim country based, sekarang zone based,” kata dia.
Baca juga : Jelang Idul Adha, Mentan Pastikan Pasokan Daging Dan Sapi Aman
Yang dimaksud dengan country based, menurut Tulus, adalah mengimpor daging dari negara yang betul-betul bebas PMK. Sedangkan saat ini pemerintah menggunakan kebijakan zone based atau berdasarkan zona, seperti mengimpor daging dari negara seperti dari India.
India, kata dia, belum seluruhnya bebas dari wabah PMK, hanya beberapa negara bagian saja yang telah bebas dari wabah tersebut. “Pemerintah harus berani meninjau ulang untuk kemudian kembali ke country based. Kalau memang ini munculnya berasal dari daging dari daerah-daerah yang zona merah tadi,” usul dia.
Baca juga : Ingat Ya, Di Stasiun Dan Kereta Api, Pakai Masker Tetap Wajib
Langkah investigatif diperlukan untuk mendeteksi asal wabah PMK. Pasalnya, Indonesia dalam waktu cukup lama sudah terbebas dari wabah penyakit ternak tersebut, karena impor sapi bakalan atau daging dari zone based yang belum bebas PMK.
Namun demikian, Tulus memaklumi kebijakan pemerintah dengan zone based memang dimaksudkan untuk menurunkan harga daging sapi. Sebab pada saat ini masih bergantung pada impor dari negara tertentu, seperti Australia atau New Zealand. “Dengan membuka zone based itu artinya aksesnya lebih banyak, tapi kalau kemudian dari zona itu ada penyakit PMK, risikonya seperti ini,” pungkasnya. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya