Dark/Light Mode

Lestari: Repatriasi Prasasti Pucangan Upaya Penanaman Nilai Kebangsaan

Kamis, 15 September 2022 12:25 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat. (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Badri Munir Sukoco berpendapat untuk melakukan transformasi suatu bangsa bisa dilakukan lewat penetapan tujuan bernegara yang dipahami setiap warga negara.

Badri mengungkapkan cerita sukses Tiongkok yang saat ini menjadi salah satu penguasa ekonomi dunia, lewat penanaman tujuan negara kepada setiap warganya sejak usia dini.

Baca juga : Atasi Krisis Pangan, PUPR Pantau Pasokan Air Di NTT

Dalam membuat tujuan bernegara itu, jelas Badri, bisa didasari atas kisah sejarah masa lalu di mana kerajaan-kerajaan di Nusantara pernah menjadi bangsa yang unggul di kawasan.

Ketua Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia, Ninny Susanti Tejowasono mengungkapkan Prasasti Pucangan yang terdiri dari dua bagian itu memaparkan perjalanan sejarah Raja Airlangga dan orang-orang di sekitarnya dan ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno.

Baca juga : Survei: Mayoritas Pendukung Puan Maharani Warga Pedesaan

Sejak 2003, ungkap Ninny, pihaknya sudah menjadikan Prasasti Pucangan sebagai bagian kajian terkait sepak terjang Raja Airlangga. Menurut Ninny, pada bagian prasasti yang bertuliskan bahasa Jawa Kuno sudah mengalami kerusakan yang cukup parah.

Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Agus Aris Munandar mengungkapkan bahwa Prasasti Pucangan adalah sebuah prasasti yang dikeluarkan oleh Sri Maharaja atau raja sejajar dengan titah dewa-dewa, sehingga prasasti itu dianggap keramat.

Baca juga : Plt Mardiono: Riak Pasca Pencopotan Ketum PPP Hal Wajar

Kekuatan Raja Airlangga di masa lalu, tegas Agus, ikut menjaga keutuhan kerajaan-kerajaan di Nusantara dari serbuan pihak luar, pascajatuhnya Kerajaan Sriwijaya.

Di akhir diskusi, jurnalis senior Saur Hutabarat menilai Prasasti Pucangan merupakan benda bersejarah yang sangat penting untuk segera dibawa kembali ke Indonesia. Raja Airlangga, ujar Saur, sudah menerapkan prinsip-prinsip toleransi dengan berkembangnya agama Hindu dan Budha di masa kepemimpinannya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.