Dark/Light Mode

Kebutuhan Naik Saat Puasa Dan Lebaran

Pemangkasan Kuota Impor Daging, Apa Sudah Tepat?

Kamis, 15 Februari 2024 07:10 WIB
Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo
Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan menyoroti kontroversi pemangkasan kuota impor daging dari 400 ribu ton menjadi 145 ribu ton. Pemangkasan itu dikhawatirkan mengurangi pasokan daging saat momen penting jelang puasa dan Lebaran.

ANGGOTA Komisi IV DPR Firman Soebagyo menyarankan Kementerian Pertanian (Kementan) menjadi acuan dalam penentuan kuota impor ini. Pasalnya, Kementan adalah kementerian teknis yang ditugaskan untuk memberikan data terkait kebutuhan daging di dalam negeri.

“Kalau urusannya daging lembu, ya di bawah Kementan,” kata dia kepada wartawan, Rabu (14/2/2024).

Sebagaimana diketahui, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memotong kuota impor daging tahun ini dari 400 ribu ton menjadi 145 ribu ton. Jumlah kuota tersebut kemudian diberikan ke Kementerian Perdagangan (Kemendag) agar dapat dikeluarkan Surat Perintah Impor (SPI)-nya.

Anggota Fraksi Golkar ini pun mengingatkan dampak berkurangnya pasokan di dalam negeri akibat pemotongan kuota ini. Karena tidak lama lagi, masyarakat Indonesia akan menghadapi puasa dan Lebaran, yang biasanya pada saat tersebut kebutuhan terhadap daging melonjak.

Baca juga : Pemerintah Perhitungkan Kondisi Pasar Dan Politik

“Bapanas belum benar-benar berada di jalur yang tepat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Harus banyak belajar. Mereka itu kan bukan orangorang yang menguasai mendalam mengenai ilmu produksi pangan, distribusi pangan, stok pangan, harga. Belum dikuasai semua,” jelasnya.

Firman mengingatkan, masalah pangan merupakan persoalan yang diatur dalam konstitusi dan menjadi hak setiap warga negara.

“Soal pangan itu merupakan hak asasi manusia, gitu lho. Jadi, negara tidak boleh bermain-main dalam masalah stok pangan ini,” tuturnya.

Atas kontroversi tersebut, dia menyarankan Kemendag selaku kementerian yang menerbitkan SPI, tetap mengacu kepada kementerian teknis. Dalam hal ini, Kementan. Jika SPI dikeluarkan Kemendag tidak sesuai data Kementan, bisa menjadi masalah di kemudian hari.

Firman juga mempertanyakan alasan Bapanas hanya mau mengeluarkan rekomendasi impor sebanyak 145 ribu ton, dari total kebutuhan 400 ribu ton. Angka impor daging lembu tersebut tidak tiba-tiba, tapi diputuskan dalam rapat resmi di Kemenko Perekonomian yang dihadiri Kemendag, Kementan dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Baca juga : Airlangga: Penyebabnya Bukan Karena Bansos…

“Dalam kasus ini, Bapanas sampaikan dulu, apa alasan pemotongan kuota impor daging? Sebentar lagi puasa dan Lebaran, kebutuhan daging pasti melonjak. Nah, angka 145 ribu ton dari Bapanas itu sudah mengakomodir belum? Kalau nanti terjadi kelangkaan, apakah Bapanas mau tanggung jawab? Mitigasinya kaya apa,” tanya Firman.

Dia menegaskan, jika data yang digunakan salah dan tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka kebijakan yang diambil pun dipastikan salah.

Karena itu, dia juga bertanyatanya, apakah dalam pengambilan keputusan atas impor daging lembu 400 ribu ton itu, Bapanas dihadirkan atau tidak.

“Harusnya, kalau Bapanas itu sudah terlibat ya konsisten melaksanakan kebijakan (yang sudah diambil) itu. Tidak bisa satu keputusan yang diambil secara bersama-sama kemudian dianulir di luar keputusan bersama itu. Karena memang ada perbedaan pendapat, di situ lah forumnya untuk mengambil keputusan,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menerangkan, pengurangan kuota impor daging lembu masih dalam koridor proses bisnis yang dibangun.

Baca juga : AC Milan Vs Rennes, Rossoneri Ogah Kecolongan

Terkait penyusunan neraca komoditas, hal itu dievaluasi setiap tiga bulan. Jika dikemudian hari perlu penambahan, maka dilakukan penyesuaian kembali.

Apa yang diisukan berupa pemangkasan volume kuota impor daging lembu itu tidaklah benar. Sebab, neraca komoditas by system dibahas secara bersama dengan Kemenko Perekonomian, Kemendag, Kementan, Kemenperin, dan stakeholder lain.

“Saya sampaikan bahwa Bapanas itu sebagai verifikator volume rencana kebutuhan impor daging lembu untuk konsumsi reguler,” kata Arief.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.