Dark/Light Mode

Penyebaran DBD Sudah Lampu Merah

Senayan Usul Pakai Teknologi Wolbachia

Selasa, 30 April 2024 07:15 WIB
Anggota Komisi X DPR I Ketut Kariyasa
Anggota Komisi X DPR I Ketut Kariyasa

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan menyoroti tingginya kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Pemerintah diminta serius mengatasi masalah ini. Salah satu langkah yang bisa dilakukan, yakni menerapan teknologi nyamuk ber-wolbachia untuk meredam penyakit yang telah menyebabkan jiwa melayang ini.

ANGGOTA Komisi X DPR I Ketut Kariyasa mengatakan, penyakit DBD ini sebenarnya penyakit yang dari dulu sudah ada dan setiap musim tertentu, penderitanya cukup tinggi. Berbagai cara pun sudah dilakukan untuk mengatasi serangan penya­kit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti ini. Mulai dari gerakan 3 M (menguras, menutup dan mengubur), hingga upaya lebih ekstrem dengan ­fogging (pengasapan).

Namun, upaya ini tak kunjung mengatasi DBD. Sementara, kerugian yang diakibatkan DBD sudah sangat tinggi, mulai dari tingginya angkat kematian. ­Hingga periode April di tahun 2024 ini saja, tak kurang sudah 400 jiwa yang meninggal dunia, hingga membengkaknya biaya yang dikeluarkan Badan Penye­lenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk ­biaya pengobatan dan perawatan pasien DBD.

“Sampai sekarang kita masih dibikin kelimpungan oleh DBD ini. Tentu ini harus jadi pelajaran bagi kita untuk meredam penyakit DBD,” kata politisi PDI ­Perjuangan ini saat dihubungi Rakyat Merdeka, Senin (29/4/2024).

Baca juga : Airlangga Paparkan UMKM Dan UU Ciptaker

Sebenarnya, lanjut dia, saat ini sudah ada teknologi dan inovasi yang telah diterapkan banyak negara-negara dunia untuk meredam nyamuk penyebab DBD ini, yakni dengan teknologi nyamuk dengan bakteri wolbachia.

Adapun teknologi ini dengan menyuntikkan bakteri wolbachia ke nyamuk sebagai upaya menghambat perkembangan virus dengue di tubuh nyamuk aedes aegypti. Artinya, kemampuan nyamuk dengan wolbachia dalam menularkan virus ke manusia akan berkurang.

“Bakteri yang disuntikkan ke nyamuk mengandung wolbachia ini nantinya berkembang biak dan membunuh virus DBD di alam. Nah, ini sudah diterapkan lebih dari 23 negara, seperti Brazil, Singapura, Australia dan sudah pernah dicoba di Yogyakarta, dan hasilnya cukup efektif menurunkan sampai 37 persen DBD. Ini yang harus digenjot oleh Pemerintah dengan me­nerapkan pola teknologi nyamuk ber-wolbachia,” dorongnya.

Ketut menuturkan, teknologi nyamuk ber-wolbachia ini sudah mulai dilaksanakan, hanya saja cakupan wilayahnya masih sangat terbatas di lima kabupaten/kota, diantaranya, Kupang, Semarang, Jakarta Barat, Bandung, dan Bontang.

Baca juga : BI Dorong Perbankan Kerek Penyaluran Kredit

Hal ini mengingat dana yang dibutuhkan cukup besar lantaran lebih dahulu harus membangun laboratorium dan pabrik untuk implementasi teknologi.

“Pemerintah juga memberikan pemahaman ke masyarakat bahwa teknologi wolbachia ini tidak membuat nyamut ­varian baru karena informasi yang keliru dari berbagai pengamat terkait teknologi ini. Harus ada keseriusan dan kekompakkan karena DBD ini sudah hampir segala cara dilakukan tapi kasusnya masih tinggi terus,” jelasnya.

Terpisah, Wakil Ketua Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati juga melontarkan keprihatinannya atas peningkatan kasus DBD. Dalam catatannya, hingga 15 April ini, penderita DBD sudah menembus angka 62 ribu kasus dan yang meninggal dunia sudah 475 jiwa.

“Hal ini sudah menjadi ­angka yang warning dan menjadi ­peringatan lampu merah bagi para pemangku kepentingan,” kata Kurniasih.

Baca juga : Duh... 66,9 % ASN DKI Gendut, 37,8 % Darting

Dia bilang, angka penderita DBD ini sebagian besar berasal dari Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan. Bahkan sudah ­banyak dilaporkan kejadian meninggal dunia akibat DBD ini di beberapa provinsi juga.

Dengan kejadian ini, tentu harus ada upaya untuk mencari jalan keluarnya. Sebab, tingginya DBD ini bukan karena faktor di masyarakat saja.

“Kalau dikatakan masyarakat kurang perhatian atau aware ber­arti ini tanggung jawab Pemerin­tah juga. Berarti kan gerakan masyarakat sehatnya masih harus ditingkatkan,” sambung politisi dari Fraksi PKS ini.

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.