Dark/Light Mode

Usut Tuntas Penyelundupan Bayi Komodo

Jumat, 29 Maret 2019 11:46 WIB
Komodo (Ilustrasi/Foto: Istimewa)
Komodo (Ilustrasi/Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komite IV DPD Andre Garu minta Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian  mengungkap secara tuntas jaringan internasional penyeludup bayi komodo. Menurutnya, pengungkapan itu penting guna menyelamatkan sektor pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat di sama.

"Taman Nasional Komodo memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan ekonomi masyarakat Manggarai Barat. Apabila habitat komodo terus berkurang, maka dapat berdampak pada ekonomi masyarakat daerah itu," kata senator asal Nusa Tenggara Timur ini, seperti dikutip antaranews.com, Jumat (29/3).

Andre menjelaskan, pembangunan ekonomi masyarakat di kabupaten ujung barat Pulau Flores itu berkembang pesat karena destinasi wisata komodo. Karena naga peninggalan dunia purba itu, banyak wisatawan nusantara dan mancanegara berkunjung ke sana.

Baca juga : IPW Desak Satgas Usut Tuntas Kasus Pengaturan Skor

"Pembangunan ekonomi di Manggarai Barat berkembang pesat karena destinasi wisata komodo. Apabila binatang komodo berkurang maka pembangunan ekonomi di daerah itu ikut terganggu," katanya.

Andre mengapresiasi langkah cepat Polda Jawa Timur yang berhasil menggagalkan pengiriman bayi komodo keluar negeri dan mengungkap para pelaku. Namun, untuk mengusut tuntas kasus ini, Polda Jawa Timur tidak bisa bekerja sendirian. Polri perlu turun tangan.

"Kapolri perlu mengusut jaringan internasional yang ikut terlibat di balik kasus penyelundupan bayi komodo. Kemudian menghukum para pelaku seberat-beratnya," tegas Andre.

Baca juga : Komisi VII : Usut Tuntas Pembajakan Mobil Pertamina

Menurut politisi Partai Hanura ini, destinasi wisata komodo memiliki kontribusi besar terhadap pendapatan negara melalui pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Jumlahnya sekitar Rp 32 miliar per tahun.

"Maraknya kasus pencurian bayi komodo ikut berdampak negatif terhadap pembangunan pariwisata di NTT. Makanya, perlu dihentikan berbagai tindakan kriminal di komodo guna menyelamatkan sektor pariwisata," tegas Andre.

Andre melihat, Balai Taman Nasional Komodo, sebagai pengelola, lemah dalam melakukan pengawasan kawasan tersebut. Akibatnya, marak kasus pencurian satwa, baik komodo, rusa, maupun sapi, dalam kawasan yang dilindungi itu. Ia juga mendorong Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menindak tegas petugas di Taman Nasional Komodo di Labuan Bajo yang lalai dalam melaksanakan tugas pengawasan di kawasan wisata internasional itu.

Baca juga : Libur Nyepi, ASDP Tutup Sementara Penyeberangan Jawa-Bali-Lombok

Sebelumnya, Polda Jawa Timur merilis keberhasilan menggagalkan penyelundupan bayi komodo ke luar negeri. Bayi Komodo tersebut anak dijual Rp 500 juta per ekor. Para tersangka mengaku sudah melakukan aksi jual beli bayi komodo sejak 2016 dengan jumlah komodo yang telah dijual mencapai 41 ekor. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.