Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Sebelumnya
Di Atas Standar WHO
Kepala BKKBN Republik Indonesia, Hasto Wardoyo mengungkapkan, secara umum di dunia sebenarnya terjadi penurunan angka stunting, namun di sejumlah negara termasuk Indonesia, angka stunting masih berada di atas standar WHO.
Baca juga : Menko PMK Soroti Tingginya Stunting Di RSUD Berau Kaltim
"Banyak negara mampu menekan angka stunting 1 sampai 2 persen per tahun. Kita juga harus mampu merealisasikan hal itu," ujar Hasto.
Menurut Hasto, banyak hal yang menyebabkan angka stunting meningkat yaitu tingginya angka putus sekolah, pernikahan muda, serta angka kematian ibu dan anak yang tinggi. Jadi kuncinya, tegas Hasto, berbagai upaya meningkatkan kualitas SDM menjadi sangat penting.
Baca juga : Jangan Sotoy Turunin Kasus, Kasus Corona Masih Dinamis
Dengan tingkat pravelensi stunting yang cukup tinggi di Indonesia, Hasto menilai, untuk mencapai stunting sesuai standar WHO pada delapan tahun mendatang, itu berarti harus tercapai penurunan angka stunting 5 persen per tahun.
"Sebuah angka penurunan yang belum pernah terjadi selama ini. Ini tugas yang berat dan perlu dukungan semua pihak," ujarnya.
Baca juga : Lestari Ajak Milenial Bernurani Masuk Ke Parlemen
Pakar Ilmu Gizi yang juga Rektor Universitas Yarsi, Fasli Jalal berpendapat, stunting terjadi karena anak mengalami kekurangan gizi kronis dalam waktu lama. Menurut Fasli, kecukupan gizi dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak merupakan langkah strategis yang harus dilakukan.
"Sangat disayangkan, ujarnya, Indonesia saat ini adalah negara peringkat lima besar penyumbang anak stunting di dunia," tuturnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya