Dark/Light Mode

Andi Arief: Pertemuan SBY-Megawati Kehendak Sejarah

Senin, 3 Juni 2019 15:25 WIB
Ibu Mega menyalami Pak SBY, dalam acara pemakaman Ibu Ani di TMP Kalibata Jakarta Selatan, Minggu (2/6). (Foto: Istimewa)
Ibu Mega menyalami Pak SBY, dalam acara pemakaman Ibu Ani di TMP Kalibata Jakarta Selatan, Minggu (2/6). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief menyebut pertemuan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden RI ke-4 Megawati Soekarnoputri, dalam acara pemakaman Ibu Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan (TMP) Jakarta, Minggu (2/6) kemarin, merupakan kehendak sejarah.

"Menurut saya, sudah kehendak sejarah, pertemuan kembali untuk merajut kembali hubungan baru dalam politik," kata Andi di kediaman SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Senin (3/6).

Andi mengaku tak terkejut dengan pertemuan dua tokoh nasional tersebut. Menurutnya, selama ini hubungan antara Ketua Umum Partai Demokrat dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu baik-baik saja.

Baca juga : 19 Kader Perempuan Golkar Lolos Ke Senayan

"Selama ini, komunikasi masih terus dilakukan, baik langsung atau tak langsung," imbuhnya, sekaligus menepis soal isu buruknya hubungan SBY-Mega.

Andi mengatakan, sejak 2004 hingga 2014 posisi politik Demokrat dan PDI Perjuangan memang berseberangan. Saat SBY menjabat presiden selama dua periode, Demokrat menjadi partai penguasa. Sedangkan PDIP, menjadi partai oposisi.

"Satu berkuasa, satu oposisi. Sehingga, aroma antara oposisi dengan penguasa masih berlangsung antara 2014 sampai 2019," ungkapnya.

Baca juga : Legalkan Pernikahan Gay, Taiwan Cetak Sejarah di Asia

Namun, kata Andi, saat ini kondisinya sudah berbeda. Seusai Pilpres 2019, relasi partai penguasa dan oposisi bisa saja berubah. Bahkan, menurut Andi, peluang Demokrat berkoalisi dengan PDIP terbuka lebar.

"Sekarang kan 2019, sudah set up semua di set up baru, sehingga oposisi dengan yang berkuasa bisa menjadi satu. Yang dulunya mungkin saja berkuasa, bisa menjadi oposisi. Sekarang, sedang di-set up ulang," tutur Andi.

"Ini yang saya sebut politik ini tidak ada yang personal. Jadi, memang kehendak sejarah," imbuh eks Staf Khusus Presiden Bidang Bencana itu.

Baca juga : Pertemuan JK-Prabowo Inisiatif TKN

Andi bilang, meskipun Mega dikenal sebagai sosok yang keras, namun puteri Proklamator RI Soekarno itu memiliki prinsip yang teguh. Dia menilai, pertemuan SBY dengan Mega kemarin akan berdampak baik untuk bangsa dan negara ke depan.

"Ada setitik sinar di (TMP) Kalibata yang bagus buat bangsa, buat semua. Kita harap para elit politik ini mempertontonkan hal baik buat generasi pengganti," tandasnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.