Dark/Light Mode

Warning Untuk Caleg

Hentikan Politik Uang, Rakyat Bukan Barang!

Senin, 17 Desember 2018 09:27 WIB
Politisi senior PPP Akhmad Muqowam. (Foto: parlementaria.com)
Politisi senior PPP Akhmad Muqowam. (Foto: parlementaria.com)

 Sebelumnya 
Komitmen itu hanya dapat terbangun ketika para stakeholders dan seluruh elemen masyarakat mau memaknai pilpres dalam perspektif luas, arif dan bijak. “Bukan mengejar hasil semata, melainkan mematuhi kaidah-kaidah demokrasi yang tertulis maupun tidak tertulis (fatsoen), menghormati norma dan etika, mengedepankan nasionalisme dan kepentingan bangsa secara lebih luas,” ujarnya.

Ditegaskan, bila komitmen itu dapat dibangun,  maka kita layak optimistis Pemilu 2019 akan berjalan sukses. Bukan saja sukses dari sisi penyelenggaraan, tapi juga sukses meningkatkan partisipasi pemilih. Dan sukses memilih pemimpin terbaik. 

Baca juga : Segera, Masukkan OSO Dalam DCT Anggota DPD!

Tolak Politik Uang
Pengamat politik dari Sulawesi Tenggara (Sultra) Eka Suaib meminta, masyarakat menolak praktik politik uang dari caleg untuk dapatkan suara di Pemilu 2019.  Penolakan praktik poliitk uang itu untuk menegakkan demokrasi. "Pemberian uang atau barang, akan menghilangkan esensi demokrasi di Indonesia," ujar Eka. 

Eka pun meminta para caleg tidak melakukan cara tidak terpuji, karena pemberian uang atau barang bukan merupakan strategi ampuh untuk mendorong atau meningkatkan elektabilitas meraih simpati masyarakat. Para caleg, lanjur Eka, harus membuat inovasi atau terobosan positif yang dapat berguna bagi masyarakat. "Pemilu Legislatif 2019 merupakan arena pertarungan gagasan besar dan track record, sehingga para pemilih dapat melihat rekam jejak caleg," ucapnya.  
Pemilih, diharapkan tidak mudah tergoda iming-iming pemberian uang atau barang karena tindakan itu merupakan salah satu kejahatan demokrasi dan merusak tatanan berdemokrasi di Indonesia.

Baca juga : Sandiaga: Mungkin Yang Dimaksud Bukan Saya

Dari berbagai riset ada, kecenderungan kecerdasan para pemilih untuk menerima imbalan uang atau barang dari caleg masih cukup berpotensi. "Tidak ada garansi bagi pemilih untuk memilih calon yang sudah memberi imbalan. Saat ini, masyarakat sudah pandai melihat rekam jejak calon baik untuk menjadi wakil rakyat," tutur Eka. Melihat kenyataan ini, bahwa praktik politik uang telah begitu melekat dalam kehidupan masyarakat, mulai tingkat bawah hingga atas. 
"Persoalan ini terkesan remeh, tapi memiliki implikasi negatif sangat besar. Dengan praktik janji dan beli suara membuat proses politik jadi bias," tutupnya. [SSL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.