Dark/Light Mode

Hadapi PK Moeldoko, Demokrat Degdegan

Sabtu, 17 Juni 2023 08:31 WIB
Aksi cap jempol darah kader Demokrat menolak PK Moeldoko, di DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Jumat (16/6). (Foto: Dok. Demokrat)
Aksi cap jempol darah kader Demokrat menolak PK Moeldoko, di DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Jumat (16/6). (Foto: Dok. Demokrat)

RM.id  Rakyat Merdeka - Nasib sengketa kepengurusan Partai Demokrat ada di tangan Mahkamah Agung (MA), yang tengah menyidang Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan Moeldoko. Menghadapi gugatan tersebut, Demokrat yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, degdegan.

Sikap waswas orang-orang Demokrat itu nampak saat ratusan kader partai berlambang bintang mercy itu menggelar aksi cap jempol darah, di Kantor DPP Partai Demokrat, di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, kemarin. Mereka khawatir MA memenangkan gugatan Moeldoko.

Ratusan kader terlihat memenuhi markas Demokrat. Mereka datang dengan niat yang sama, melawan PK yang diajukan Moeldoko yang masih berupaya mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat dari tangan AHY. Dalam aksinya, mereka juga membawa spanduk dan poster bertuliskan “Lawan KSP Moeldoko Bapak Begal Partai!”

Di halaman kantor, terparkir mobil komando dengan pengeras suara yang dipegang orator yang membakar semangat peserta. “Buat saya begal partai itu adalah perbuatan biadab, itu perbuatan yang merusak demokrasi,” teriak orator itu.

Orasi terus dilakukan seiring berdatangannya para kader ke Kantor DPP Demokrat. Mereka nampak mengantre untuk ditusuk jarinya oleh panitia, kemudian menempelkan darahnya ke kain putih panjang yang sudah dipasang.

Baca juga : Cari Ponsel Jatuh, Waduk Dikeringkan

Di sekitar antrean, tampak pula lukisan abstrak berwarna merah, kuning, hitam, putih, dan biru, karya Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang bertuliskan 'No Peace No Justice'. Sambil memandang lukisan itu, para kader dengan tertib membubuhkan cap jempol darahnya di atas kain putih panjang yang sudah disediakan.

Menjelang sore, bentangan kain putih itu penuh dengan cap jempol darah. Beragam tulisan juga menghiasi kain tersebut, umumnya berisi harapan bagi Partai Demokrat ke depan.

Kepala Badan Pembinaan Jaringan Konstituen DPP Partai Demokrat Umar Arsal mengatakan, partainya berharap MA dapat memberikan putusan yang adil. Sebab gugatan yang dilayangkan Moeldoko itu membuat kadernya degdegan.

“Aksi hari ini merupakan awal, buah kegelisahan para kader dan relawan termasuk masyarakat soal belum pastinya keputusan MA soal Partai Demokrat yang sangat mengganggu," ujarnya.

Sementara. Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Edhie Baskoro Yudhoyono merasa geram dan terganggu dengan langkah Moeldoko yang terus merongrong Demokrat. Anak bungsu SBY ini menegaskan, Partai Demokrat yang dipimpin kakaknya, AHY, telah dinyatakan sah dan konstitusional. Hal itu tersirat jelas dari Putusan PK yang diajukan Jhony Allen Marbun.

Baca juga : Nasib AHY Di Tangan MA

Dalam putusan itu, MA menyatakan pemecatan Jhony sebagai kader Demokrat oleh AHY sah di mata hukum. Dengan demikian, bergabungnya Jhony dengan Moeldoko yang diangkat sebagai Ketum Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, harus dinyatakan tidak sah. Ia pun berharap putusan itu jadi batu pijakan hakim untuk memutus PK yang diajukan Moeldoko.

“Kita juga mengingatkan kepada para hakim yang masih memiliki hati nurani, pemikiran yang cerdas dan ke dalam batin yang bisa mengukur benar dan salah, antara yang tepat dan tidak tepat dan tidak terintervensi pihak manapun,” ucap pria yang akrab disapa Ibas ini.

Di media sosial, AHY turut berkomentar. Lewat akun Twitter @AgusYudhoyono, dia bersyukur karena masih banyak kader, simpatisan, dan relawan yang solid dengan ikut dalam aksi cap jempol darah.

Dia juga mengucapkan terima kasih karena simpatisan Demokrat terus mendukungnya dalam mencari keadilan dan menjaga marwah serta kedaulatan demokrasi. “Insya Allah keadilan akan berpihak pada kita,” cuitnya.

Unggahan ini lantas dikomentari warganet. Akun @suaraumatnews bahkan meminta Presiden Jokowi turun tangan dan memecat Moeldoko sebagai Kepala KSP. Sebab jabatannya digunakan untuk merebut partai milik orang lain. “Sebaiknya Pak Jokowi berhentikan Pak Moeldoko,” ujarnya.

Baca juga : Meski AHY Batal Jadi Cawapres Anies, Pengamat Memprediksi Demokrat Bertahan Di KKP

Sementara, akun @Karinbahary2 menyindir sikap kemaruk Moeldoko karena dianggap tidak mencerminkan sikap patriotisme dan nasionalis sebagai pensiunan Jenderal TNI. "Ternyata dia bukan jenderal, tapi begal," sindirnya.

Ada pula yang guyon dan menyarankan Moeldoko membuat partai sendiri dengan nama lain daripada merebut Demokrat. “Kalau bikin partai baru dengan nama Demokrat Perjuangan atau Reborn lebih keren,” tulis akun @MasBolali.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.