Dark/Light Mode

Tren Pertumbuhan Ekonomi Global Melemah

Banggar DPR Wanti-Wanti Pemerintah Rancang APBN 2024

Rabu, 17 Januari 2024 13:19 WIB
Anggota Badan Anggaran Banggar DPR, Marwan Cik Asan. (Foto: Ist)
Anggota Badan Anggaran Banggar DPR, Marwan Cik Asan. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR, Marwan Cik Asan mewanti-wanti Pemerintah dalam merancang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2024. 

‘’Salah satu isu pentingnya adalah melihat tantangan pelaksanaan APBN 2024. Kalau melihat ini, Pemerintah perlu mengantisipasi penurunan daya beli masyarakat, terutama di kalangan kelas menengah,’’ kata Marwan Cik Asan, Rabu (17/1/2024). 

Marwan mengungkapkan lambatnya pertumbuhan ekonomi global dapat memengaruhi ekonomi Indonesia.  Terutama China sebagai mitra dagang utama Indonesia. 

Baca juga : Shayne Pede Skuad Garuda Bisa Bersaing Di Pentas Piala Asia 2023

"Tren penurunan harga komoditas primer yang menjadi andalan ekspor Indonesia juga dapat melemahkan kontribusi ekspor terhadap produk domestik bruto (PDB)," ungkap politisi partai Demokrat itu. 

Adapun realisasi pendapatan negara di tahun 2023 mencapai Rp 2.774,3 triliun. Naik 5,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu, realisasi belanja negara mencapai Rp 3.121,9 triliun. Meningkat 0,8 persen dari realisasi tahun 2022. 

"Dalam catatan saya meskipun terdapat pencapaian formal dalam target penerimaan dan belanja, kinerja APBN 2023 belum dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan secara signifikan," ucap dia. 

Baca juga : Kadin Netral Di Pemilu

"Pertumbuhan ekonomi tahun 2023 diperkirakan hanya mencapai 5,03 persen, lebih rendah dari target 5,3 persen dan pertumbuhan tahun 2022 yang mencapai 5,31 persen," sambung sekretaris fraksi Demokrat di DPR itu. 

Dalam kesempatan ini, Marwan juga menyebut kinerja APBN 2023 belum memberikan dampak signifikan terhadap penurunan tingkat kemiskinan, dan penciptaan lapangan kerja. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan tingkat kemiskinan dari 9,54 persen pada Maret 2022 menjadi 9,36 persen pada Maret 2023.

"Namun belum mencakup data hingga September 2023. Tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 5,32 persen pada Agustus 2023, dari 5,86 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya," papar dia. 

Baca juga : PLTDG Pesanggaran Pastikan Pasokan Listrik Nataru Aman

Dia merinci faktor-faktor tidak optimalnya kinerja APBN 2023. Antara lain meliputi proses perencanaan dan realisasi anggaran belanja yang tidak konsisten, peningkatan belanja non-produktif seperti belanja bunga utang, dan realisasi belanja modal yang masih rendah.

‘’Makanya saya katakan, antisipasi daya beli masyarakat dan faktor-faktor eksternal seperti melambatnya pertumbuhan ekonomi global,’’ tegas Marwan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.