Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - PAN bakal memilih Ketua Umum pada 2020. Langkah Zulhas alias Zulkifi Hasan untuk maju kembali diganjal Amien Rais. Pendiri partai matahari terbit itu maunya Zulhas tak menjabat lagi. Apakah Amien masih jadi singa yang ditakuti oleh kader-kader PAN, atau sudah jadi kucing?
PAN menggelar Rakernas selama dua hari, sejak Jumat hingga kemarin. Tujuannya, menentukan waktu dan tempat kongres. Dalam kongres, baru dipilih ketua umum.
Politikus PAN, Putra Jaya Husin mengatakan, para senior di partai menginginkan Zulhas diganti. Para senior yang dimaksud adalah Amien Rais, Soetrisno Bachir, dan juga Hatta Rajasa. “Mereka minta ada perubahan kepemimpinan, confirmed ya, one hundred percent. Karena saya bicara langsung, bukan katanya katanya,” ujar Putra.
Alasannya, suara dan kursi PAN anjlok dalam Pemilu 2019. Dari 7,59 persen suara, dengan jumlah kursi di DPR sebanyak 49 pada 2014, menjadi 6,84 persen suara, dengan jumlah kursi di DPR sebanyak 44 pada 2019. “Harusnya Zulhas legawa untuk tidak maju lagi. Dulu saja 2014 Pak Hatta suara naik, tapi dia minta satu periode saja,” tegasnya.
Selain Zulhas, ada beberapa nama yang akan mendaftar menjadi calon Ketua Umum PAN. Mereka adalah Ketua Fraksi PAN di DPR Mulfachri Harahap, Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Drajad Wibowo, mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi Asman Abnur, dan Wakil Ketua Umum PAN Bima Arya Sugiarto. Lalu siapa yang akan didukung Amien Rais cs? Putra berahasia. “Sudah ada tapi saya nggak boleh buka,” elak dia.
Baca juga : Menlu Pastikan Rizieq Masih Pegang Paspor WNI
Ketidaksukaan Amien terhadap Zulhas juga ditunjukkan saat menyampaikan pidato sambutan dalam Rakernas. Amien yang memberikan sambutan setelah Zulhas, mengritik teriakan “lanjutkan” yang terus bergema dalam ruangan Rakernas V PAN.
“Saudaraku, tadi ada teriakan ‘Lanjutkan! Lanjutkan!’ sudah seperti kongres ya. Kalau hasil akhir yang tahu hanya Allah SWT,” sindir Amien. “Boleh Anda lanjutkan atau tidak lanjutkan, satu periode. Saya hanya tersenyum karena sudah ada di Lauhul Mahfudz siapa yang akan jadi ketua umum kita nanti,” sambungnya.
Amien menyinggung kondisi PAN yang disebut terpuruk. Karena itu, Rakernas ini, disebut Amien, penting untuk persiapan kongres guna memilih ketum partai itu. Setelah itu, Amien membacakan doa penutup pidatonya. Nah, saat itulah sejumlah kader kembali meneriakkan kata “lanjutkan”.
Amien pun tampak kesal. “Maaf tidak ada yel, lanjutkan belum tentu ya,” hardik Amien. “Jangan mendahului takdir ya. Anda jangan sorak-sorai seperti itu, tidak layak. ini bukan partai kampungan,” tegasnya dengan nada meninggi.
Belum cukup, usai memberi pidato, dia menyindir Zulhas yang menyatakan mendukung Jokowi tanpa syarat. Amien menyayangkannya. “Yang saya betul- betul tidak paham ada tokoh PAN, kok takut sama orang gitu loh. ‘Aku dukung tanpa syarat’. Saudara sekalian, saya menangis,” seloroh Amien.
Baca juga : India Kasih Korting Bea Sawit
Pernyataan itu, kata Amien, menunjukkan Zulhas tunduk dan takut pada manusia. “Kalau Nabi Muhammad kita dukung tanpa syarat, iya. Tapi kalau manusia seperti saya dan Anda, masak tanpa syarat,” tegas dia.
Zulhas enggan menanggapi Amien. Ia mempersilakan media mengutip pernyataan Amien tersebut. “Kutip saja yang ada, apa adanya aja,” ucapnya santai.
Dalam sambutannya, Zulhas menyebut, sudah saatnya PAN berhenti untuk jualan surga dan neraka dalam politik. “Berdasarkan diskusi yang panjang, publik sekarang perlu pragmatis dalam artian yang positif. Jualan surga dan neraka enggak diterima lagi. Ini yang perlu kita diskusikan panjang,” tegasnya.
Ini terbukti, ketika dalam pemilu lalu PAN hanya mendapatkan posisi ke delapan. Padahal, partai lain yang dituding sebagai partai penista agama justru mendapat suara yang moncer.
Rakernas sendiri sempat ricuh sekitar pukul 14.50 WIB. Rakernas digelar tertutup. Namun, tiba-tiba pintu Ballroom Hotel Millenium dibuka. Beberapa kader berjalan keluar, sementara yang di dalam ruangan berteriak-teriak. Pimpinan rapat sekaligus Ketua Steering Committee (SC) Saleh Partaonan Daulay pun berupaya melerai keributan. Keributan sempat terjadi selama 15 menit, hingga panitia memutuskan rapat diskors.
Baca juga : Diminta Jadi Wamenlu, Mahendra Siregar Ditarget Setahun
Tak lama, saat diskors, Amien dan Zulhas masuk ke ruangan. Amien naik ke atas panggung dan mengendalikan suasana yang semakin memanas. Bekas Ketua MPR itu mengajak seluruh mengucapkan kalimat Istighfar sebanyak tiga kali. “Istighfar, istighfar, Istighfar, Astaghfirullah. Ayo kita mulai sidang lagi sejernih mungkin. Duduk, duduk,” imbau Amien.
Sementara Zulhas meminta, pihak- pihak yang tak berkepentingan keluar dari ruangan rapat. Dia juga langsung mengambil alih sidang. “Sidang saya ambil alih. Sidang dipimpin langsung Zulkifli Hasan Ketua Umum PAN,” tegasnya.
Guru Besar Politik UI Prof. Budyatna tak yakin, Amien mampu menggulingkan Zulhas. Amien, dinilainya bukan lagi tokoh sentral di PAN. “Sekarang ibaratnya Amien Rais di pinggir, bukan sentral lagi. Dihormati masih, tapi kurang didengar,” ujar Budyatna kepada Rakyat Merdeka, semalam. “Dulu singa, sekarang kucing. Dulu ditakuti, sekarang sekadar disayang,” imbuhnya. [OKT]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya