Dark/Light Mode

Prabowo Capres 2024

Amerika Kasih Lampu Hijau, Fakta Apa Hoaks

Kamis, 22 Oktober 2020 06:41 WIB
Menhan Letjen (Purn) Prabowo Subianto (Foto: Instagram/prabowo)
Menhan Letjen (Purn) Prabowo Subianto (Foto: Instagram/prabowo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kunjungan Menhan Letjen (Purn) Prabowo Subianto ke Amerika Serikat (AS) dikaitkan dengan kontestasi 2024. Ada yang menyebut, kunjungan itu menandakan AS memberi lampu hijau ke Ketum Gerindra tersebut untuk nyapres di 2024. Hmm, ini fakta atau hoaks ya.

Pendapat bahwa AS memberi lampu hijau ke Prabowo dikemukakan Arief Poyuono, eks anak buah Prabowo di Gerindra. Menurut dia, sebelumnya, AS menolak untuk menerbitkan visa ke Prabowo. Prabowo dicekal sampai 20 tahun. Alasannya, AS mencurigai Prabowo terlibat dalam kerusuhan yang membunuh ratusan orang saat demonstrasi meminta Soeharto turun pada 1998.

Dengan pencabutan larangan itu, kata Poyuono, Prabowo punya modal besar untuk nyapres di 2024. "Seperti lampu hijau dari Amerika Serikat untuk mendukung penuh Prabowo sebagai Presiden Indonesia," ujar Ketua Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu itu. 

Baca juga : Prabowo Dan Esper Sepakat Lanjutkan Pencarian Jenazah Tentara AS

Apalagi, lanjutnya, survei-survei menunjukkan, elektabilitas Prabowo saat ini paling unggul. Prabowo kini tinggal menjalankan tugasnya sebagai Menhan, sekaligus kepala proyek lumbung pangan nasional di Kalimantan Tengah dengan baik sampai selesai. 

Poyuono pun menyebut, peluang Prabowo kian besar jika Donald Trump terpilih lagi menjadi Presiden AS. "Artinya, kebijakan Trump mendukung Prabowo tetap berjalan," tuturnya. 

Apa klaim Arief benar? Terlepas dari didukung AS atau tidak, Prabowo memang masih menempati posisi teratas dalam sejumlah survei sebagai capres paling potensial 2024. Yang terbaru, hasil survei Indometer. yang dirilis Jumat (16/10) pekan lalu, menunjukkan Prabowo mengungguli sejumlah calon potensial lain seperti Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, dan Anies Baswedan. Elektabilitasnya 16,8 persen. 

Baca juga : Israel Larang Amerika Jual Pesawat Tempur F-35 Ke Qatar

Dalam 6 survei lain, Prabowo juga selalu berada di posisi teratas. Mulai dari survei Indo Barometer pada Februari, Cyrus Network pada Maret, New Indonesia Research & Consulting pada Juni, Charta Politika dan Indikator Politik pada Juli, serta Akurat Poll pada 5 Agustus. Angka elektabilitasnya berkisar antara 16-18 persen. 

Kinerja Prabowo sebagai menteri juga didaulat paling baik dalam beberapa survei. Di antaranya, Indo Barometer pada Februari 2020 dan Charta Politika pada Juli. 

Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto, sepakat, kunjungan Prabowo ke AS jadi modal besar untuk 2024. "Kondisi ini sangat menguntungkan bagi Prabowo yang akan kembali dicalonkan Gerindra sebagai Capres di 2024," ujarnya. 

Baca juga : Dubes Amerika Sung Kim, Dari Filipina Lanjut Tugas Ke Jakarta

Satyo menduga, AS mulai khawatir karena saat ini Indonesia lebih dekat ke China. Perubahan peta politik tersebut banyak menggerus kepentingan AS di Indonesia. Negeri Paman Sam itu pun merasa perlu mengubah politik luar negerinya untuk menghadapi pengaruh China di Indonesia, yang memiliki posisi strategis dan peran sentral di kawasan Asia Pasifik. 

Atas hal itu, Prabowo, yang sudah 20 tahun masuk daftar hitam, diundang untuk memperkuat kerja sama pertahanan kedua negara. Sebab, Prabowo banyak dipersepsikan punya sikap keras ke China.

Satyo yakin, jika Prabowo mampu mengambil hati AS, dia akan lancar menuju kursi RI-1 pada 4 tahun mendatang. "Jika reposisi, dan konsolidasi politik nasional dan internasional mampu dilakukan Prabowo, maka di Pilpres 2024, dia akan bisa melawan siapa pun kompetitornya," tandasnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.