Dark/Light Mode

UN Dihapus, Berkah Apa Musibah?

Selasa, 19 Maret 2019 07:40 WIB
Cawapres 02 Sandiaga Uno (Foto: IG @sandiuno)
Cawapres 02 Sandiaga Uno (Foto: IG @sandiuno)

RM.id  Rakyat Merdeka - Cawapres 02 Sandiaga Uno mengusulkan menghapus Ujian Nasional (UN). Kalau betul dihapus, apakah ini berkah atau musibah bagi dunia pendidikan kita? Isu ini diangkat Sandi dalam acara Debat Cawapres, Minggu (17/3).

"Kami juga akan menghapus Ujian Nasional (UN). Ini adalah salah satu sumber biaya yang tinggi bagi sistem pendidikan kita," kata Sandi.

Ia berencana mengganti Ujian Nasional dengan penelusuran minat dan bakat. Menurut dia, penelusuran minat dan bakat lebih aplikatif bagi peserta didik. "Sangatlah aplikatif kepada peserta didik. Mereka akan mampu diarahkan ke mana. Apakah itu ekonomi kreatif, atau apa pun sesuai kemampuannya," katanya.

Baca juga : KPSN : Pindahkan Markas AFC Ke Indonesia

Sandi mengatakan, pemerintah nantinya akan lebih fokus membangun kurikulum yang baik. Dia juga mendorong para peserta didik, agar tak hanya pintar, tapi juga memiliki karakter dan sikap yang baik.

"Di bawah Prabowo-Sandi, kita pastikan kurikulum kita fokus pada hal esensi dan akan membangun karakter, budi pekerti, dan membangun peserta didik yang memiliki akhlakul karimah," ujarnya.

Menanggapi ini, Jubir Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily menilai, wacana ini tampaknya hanya untuk menarik suara pemilih yang masih duduk di bangku sekolah.

Baca juga : Berkah Dari Tilang

"Buat kami, penghapusan UN kalau alasannya hanya sekadar pemborosan anggaran, tentu sangat naif. Justru, UN adalah upaya kita  untuk memiliki standar kompetensi lulusan siswa secara nasional," ujar Ace di Posko Cemara, Jakarta, Senin (18/3).

Ketua Dewan Pengawas Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti menyebut, jika UN dihapus, berarti musibah bagi dunia pendidikan. Alasannya, kata Retno, UN masih diperlukan sebagai parameter pemetaan kualitas pendidikan secara nasional sebagaimana perintah UU Sisdiknas.

"Yang perlu didorong kepada para pengambil kebijakan adalah melaksanakan sistem evaluasi penilaian pendidikan dengan cara yang benar, tepat, berkeadilan, dan memiliki nilai manfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia," katanya.

Baca juga : Kepada Media, Jokowi Bersahabat Prabowo Musuhan

"Yang jelas, program menghapus UN sebenarnya juga tidak relevan lagi. Karena UN saat ini tak lagi jadi parameter menentukan kelulusan siswa. Saat ini, kelulusan ditentukan oleh guru dan sekolah," imbuh Retno.

UN juga sudah tidak digunakan lagi untuk seleksi masuk sekolah, ke jenjang yang lebih tinggi. Karena penerimaan peserta didik baru menggunakan sistem zonasi. Makin dekat rumah dengan sekolah, maka peluang diterima makin besar di sekolah tersebut. Dengan demikian, sistem zonasi mendekatkan anak dengan sekolah secara jarak, dan menghilangkan sistem sekolah unggulan. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.