Dark/Light Mode

Sering Ketemu 4 Mata, Shalat Disiapin Sajadah, Datang Dimasakin, Pulang Dikasih Pepaya

Jokowi-Mega Lagi Mesra-mesranya

Senin, 12 April 2021 07:21 WIB
Presiden Jokowi saat bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebelum pandemi. (Foto: Setpres)
Presiden Jokowi saat bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebelum pandemi. (Foto: Setpres)

 Sebelumnya 
Hasto menerangkan, BRIN merupakan salah satu “deal” antara Mega dengan Jokowi pada 2018, ketika mantan Gubernur DKI Jakarta itu, hendak diusung kembali oleh PDIP sebagai Presiden di periode kedua. Bagi Mega, lembaga riset ini sangat penting di tengah mentalitas Indonesia yang doyan impor. Lembaga ini adalah syarat penting agar Indonesia bisa berdikari, sebagaimana pernah digelorakan Bung Karno. 

Mega yakin, dengan BRIN, Indonesia bisa melahirkan banyak inovasi dan menghasilkan produk sendiri. "Karena itulah, mengapa Ibu Mega selalu mengusulkan pentingnya anggaran riset dan inovasi tersebut," terang Hasto.

Sejauh ini, Hasto menangkap setiap pikiran dan langkah politik Mega konsisten dengan yang diperjuangkan Bung Karno. Ia teringat ketika bosnya berseloroh jika ada pikiran-pikiran yang merugikan Indonesia, "Bisa dimarahi Bapak, saya ini." 

Baca juga : Serahkan Surat Kepercayaan, Dititipin Salam Hangat Presiden Vietnam Ke Jokowi

Apakah membahas juga reshuffle? Hasto mengaku tidak tahu persis. Sebab, pertemuan tersebut dilakukan tertutup. Hanya empat mata. "Terkait apakah pertemuan tersebut membahas reshuffle atau tidak, saya tidak tahu," imbuhnya.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menduga, ada dua hal yang dibicarakan dalam pertemuan Mega dan Jokowi itu. Bisa mengenai reshuffle kabinet, atau membahas siapa suksesor Mega di PDIP. 

"Tapi (soal suksesor Mega) saya nggak begitu yakin. Karena sesungguhnya itu wilayah Bu Mega sebagai ketua umum. Tetapi, ya barangkali ada saran-saran," ulasnya, saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.

Baca juga : Terima Kasih Pak Jokowi, Tahun Baru Harapan Baru

Untuk reshuffle kabinet, Qodari melihat tanda-tandanya sangat nyata. Apalagi Hasto sudah bicara mengenai peleburan BRIN secara gamblang.

Jika reshuffle jadi, kata Qodari, ada indikasi Jokowi akan memasukkan PAN dalam kabinet. Maka, sebelum itu terlaksana, Jokowi harus berbicara dulu dengan para ketua umum partai politik. Khususnya partai besar koalisi, yakni PDIP. "Jadi, saya membaca, berita mengenai pertemuan ini dalam kerangka reshuffle besar, dan masuknya PAN ke dalam kabinet," analisanya.

Dengan pertemuan ini, lanjut Qodari, saat PAN benar-benar masuk kabinet, tidak ada spekulasi liar. Publik sudah diberi pesan bahwa hal ini sudah dibicarakan dengan PDIP dan disetujui Mega. [SAR/MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.