Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Getaran Gempa M6,5 Garut Terasa Hingga Jakarta, Trending Topics Di X
- Gempa M3,1 Sukabumi Dipicu Sesar Cugenang, Belum Ada Laporan Kerusakan Bangunan
- Gempa Kuat M6,5 Guncang Jabar Dan Sekitarnya, Masyarakat Diminta Tetap Waspada
- Malam Ini, Sukabumi Digoyang Gempa M3,1 Kedalaman 5 Km
- Media Timteng: Erick Bawa Berkah Bagi Sepak Bola Indonesia
RM.id Rakyat Merdeka - Pengakuan KPU bahwa pemilu serentak tidak efektif, membuka peluang agar pesta demokrasi mendatang bisa dipisah. Agar bisa dapat perhatian masyarakat, Pemilu bisa dipecah 4.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati mengatakan, pemilu sebagai salah satu bagian dalam berdemokrasi memang membutuhkan formulasi dengan rancangan baik.
Ini penting agar para wakil pilihan rakyat di tingkat eksekutif dan legislatif sesuai harapan. Menurut Wasisto, Pemilu 2019 sebaiknya jadi pembelajaran bagi seluruh pemangku kepentingan bahwa pileg tidak kalah penting dari pilpres.
Baca juga : Wacana Pembentukan Pansus Pemilu Prematur dan Tak Relevan
Kedua pemilu itu butuh diberi perhatian secara seimbang. “Antara pileg dan pilpres memang perlu dipisahkan. Karena persoalanya cukup mendasar, pileg kalah pamor dari pilpres. Bisa kita lihat pemilih lebih banyak fokus pada pilpres ketimbang pileg. Masyarakat atau pemilih jadi bingung saat menghadapi 5 surat suara di TPS,” jelasnya kepada Rakyat Merdeka, Minggu (28/4).
Namun, sebut Wasisto, Untuk mencari formulasi pengelompokan pemilu di negara dengan luas luas dan mengantut sistem otonomi daerah, tidaklah mudah. Semua perlu pengkajian dalam.
Hanya saja, lanjutnya, sebagai gambaran awal, pemecahan atau pengelompokan pemilu bisa dibagi jadi 4. Yakni, Pilpres, Pileg DPR/DPD, Pileg DPRD Provinsi, dan Pileg DPRD Kabupaten/Kota.
Baca juga : Mantan Dirut PLN Sofyan Basir Resmi Dicekal
“Soal formulasinya, idealnya itu adalah Pilpres, Pileg DPR dan DPD, Pileg DPRD Provinsi, Pileg Kabupaten/Kota. Jangka waktu antara pemilu satu dengan lainnya harus disesuaikan. Ini masih sebatas gambaran awal pribadi loh,” urainya.
Dijelaskan, pemisahan pileg dan pilpres memang akan memakan biaya. Tapi, yang penting adalah pemilih bisa fokus pada siapa akan mewakilinya. Termasuk program ditawarkan para kandidat maju.
“Jadi persoalannya bukan sebatas biaya. Ini kan yang akan menetukan arah negara dan bangsa ke depan. Dengan adanya pemisahan pilpres dan pileg tentunya masyartakat maupun kandidat bertarung dalam arena politik pemilu akan lebih fokus,” tandasnya.
Baca juga : Jadwal Pertandingan Padat, Persija Tetap Pede
Senada disampaikan Cendekiawan muslim, Prof Dr Komaruddin Hidayat. Dikatakan, Pemilu Presiden dan Pileg memang hendaknya diselenggarakan secara terpisah. Sebab, beban penyelenggaraan yang berat dan persaingan ketat ini akan dapat mempengaruhi suasana pemilihan calon.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya