Dark/Light Mode

Supaya Dapat Perhatian Masyarakat

Pemilu Bisa Dipecah 4

Senin, 29 April 2019 08:37 WIB
Proses perhitungan suara seusai Pemilu, Rabu (17/4). (Foto: KPU RI).
Proses perhitungan suara seusai Pemilu, Rabu (17/4). (Foto: KPU RI).

 Sebelumnya 
Meski tidak menyebutkan formulasinya, dia mengimbau para pemangku kepentingan bahwa banyak hal harus ditinjau ulang untuk pelaksanaan pemilu di masa mendatang termasuk UU Pemilu untuk mempermudah masyarakat dalam menentukan pilihan.

“Ke depan agar dipertimbangkan dipisah antara Pilpres dan Pileg,” jelasnya. Sebelumnya, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman mendukung usul evaluasi total pemilu serentak dengan sistem proporsional terbuka saat ini.

Pasalnya, Pileg dan Pilpres serentak sekarang, aku Sohibul, ternyata membebani penyelenggara di tingkat bawah, bahkan memakan korban ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di beberapa daerah meninggal dunia.

Baca juga : Wacana Pembentukan Pansus Pemilu Prematur dan Tak Relevan

“Sistem proporsional terbuka mengakibatkan pasar bebas yang menguras sumberdaya partai. Kita bisa evaluasi dengan kembali ke sistem proporsional tertutup,” harapnya.

Atas meninggalnya ratusan petugas KPPS ini, Sohibul menguncapkan belasungkawa. Sohibul menilai, petugas KPPS yang wafat adalah pejuang demokrasi.

“Ini duka Nasional. Kita ikut berduka cita dengan wafatnya para pejuang demokrasi yang telah bekerja keras menyelenggarakan pemilu,” jelasnya.

Baca juga : Mantan Dirut PLN Sofyan Basir Resmi Dicekal

Ketua DPR Bambang Soesatyo juga mendukung revisi Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu untuk penyempurnaan aturan pelaksanaan pemilu. Poin perlu direvisi diantara lain mengembalikan aturan pelaksanaan Pileg dan Pilpres tidak secara bersamaan.

“Saya setuju kembali seperti dulu. Pileg seperti DPR, DPD, DPRD dan Pilpres terpisah dengan waktu masa kampanye maksimal tiga bulan,” kata politisi Partai Golkar ini di Jakarta, Minggu (28/4).

Dikatakan, ada beberapa kelemahan dalam pelaksanaan pemilu serentak, misalnya terlalu rumit dan mempersulit pemilih dalam menentukan pilihan. Selain itu, pemilu serentak menyebabkan beban kerja penyelenggara pemilu seperti KPPS semakin besar.

Baca juga : Jadwal Pertandingan Padat, Persija Tetap Pede

Beban kerja besar itu menyebabkan banyak petugas KPPS meninggal dunia dan dirawat di rumah sakit setelah pemungutan suara.

“Pemilu serentak rumit dan mempersulit pemilih terutama yang ada di desa-desa, belum lagi menimbulkan banyak korban Elektabilitas PKS di kelelahan,” ujarnya. [SSL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.