Dark/Light Mode

Hinca Soal Demokrat di 02

Bicara Masih Hangat, Tangan Masih Berjabat

Minggu, 12 Mei 2019 05:46 WIB
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan (Foto: Istimewa)
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sampai kemarin, aksi saling serang antara politikus Demokrat dan Gerindra masih terus berlangsung. Menanggapi hal ini, Sekjen Demokrat, Hinca Panjaitan memastikan Demokrat masih tergabung dalam koalisi Prabowo-Sandi. Kata Hinca, hubungan mereka masih baik-baik saja. Bicara masih hangat, tangan masih berjabat.

Selama hampir sepekan kemarin, Demokrat dan Gerindra terlibat perang di udara. Kader di kedua partai ini, saling melontarkan omongan yang saling menyudutkan. Di Demokrat ada Wasekjen Andi Arief yang paling lantang melayangkan serangan. Eks stafsus Presiden SBY ini dibantu Rachland Nashidik, Jansen Sitindaon dan Ferdinand Hutahahean. Omongan ketiganya tajam-tajam. Sementara, kader-kader di Gerindra relatif lebih bisa menahan diri. Tak banyak yang balas melayangkan serangan. Cuma Waketum Gerindra Arief Poyuono yang kerap melontarkan kritik balik ke Demokrat.

Saling berbalas pantun dimulai ketika AHY bertemu Jokowi di Istana Merdeka. Lalu dipanaskan dengan komentar Andi Arief yang menyebut ada “setan gundul” di samping Prabowo. Sampai kemarin, serangan terus berlanjut. Andi, Jansen dan Rachland bahkan membuat tulisan berjudul: “Jokowi, Prabowo, AHY, Siapa yang Ksatria?” Tulisan ini intinya meminta Prabowo jujur soal klaim kemenangan 62 persen. Apakah ada buktinya atau tidak. Soalnya, klaim itu sudah memengaruhi para pendukungnya untuk bertindak apa saja. Ada jutaan orang rela mati membela Prabowo jika dinyatakan kalah oleh KPU. Kalau mereka nekat, bisa dibayangkan kengeriannya. Kalau begini, siapa yang salah dan bertanggung jawab.

Baca juga : SBY dan Prabowo Di Ambang Cerai

Prabowo bisa saja mengkambinghitamkan pihak-pihak yang memberikan data kemenangan 62 persen itu. Namun, menurut mereka, sebagai capres, Prabowo mestinya memiliki logika dan akal sehat, serta kecermatan dan kehati-hatian sebelum bertindak mengklaim kemenangan. Ketiga kader Demokrat ini mengatakan, SBY sebagai salah satu orang yang hingga saat ini belum bisa diyakinkan bahwa Prabowo menang 62 persen. “SBY adalah seorang yang kuat dalam logika, cermat, dan berhati-hati dalam membenarkan atau tak membenarkan sesuatu,” tulis Andi Cs.

Ketua DPP Demokrat, Jansen Sitindaon ragu dengan angka 62 persen. Kata dia, jangankan Prabowo, Jokowi pun tak mungkin menang di atas 60 persen. Menurut Jansen, ini lantarkan banyak masyarakat yang tak puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi. Dia juga mengungkit perolehan SBY di Pilpres 2009. Kala itu masyarakat puas dan ingin pemerintahan SBY berlanjut hanya mendapat 60,80 persen. Angka itu, kata Jansen, menjadi rekor kemenangan pilpres di Indonesia hingga saat ini. “Jadi berdasarkan analisis di atas, tidak mungkin kami katakan akan ada capres yang menang di atas 60 persen, apalagi 62 persen," ucapnya.

Manuver Demokrat ini ditangkap oleh Arief Poyuono sebagai sikap mbalelo. Alias cari perkara. Karena itu, dia mempersilakan Demokrat segera angkat kaki dari koalisi. “Mau mundur dari koalisi aja pake mencla-mencle segala," kata Poyuono.

Baca juga : Soal Temuan Uang di Ruang Kerjanya, Lukman Berkelit

Terkait omongan itu, Jansen menyebut Poyuono sedang ngelantur. Ia pun meminta Poyuono tak banyak mengomentari internal Demokrat. “Tidak ada hak Poyuono ngatur-ngatur kami. Di Gerindra aja omongannya gak didengar, ini kok sok ngatur-ngatur Demokrat,” ucapnya.

Menanggapi situasi seperti itu, Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan bicara lebih wise. Dia bilang, Demokrat masih berada dalam koalisi Adil-Makmur. Koalisi masih solid. Bahkan Jumat kemarin, para sekjen partai koalisi mengadakan buka bersama di kediaman Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani. Dia bilang, sebagai penggerak mesin partai, para sekjen terus membuat langkah-langkah ke depan. “Karena itu, sangat solid, tidak ada masalah," kata Hinca.

Soal omongan Poyuono yang meminta Demokrat keluar, Hinca tak mau banyak berkomentar. ”Kami tetap ada di sini dan tetap menjalankan tugas-tugas kami sebagai mesin partai," ujarnya.

Baca juga : Rekapitulasi di Bekasi, Data PPK dan Saksi Berbeda

Di akun Twitter miliknya, Hinca juga memamerkan keakraban para sekjen parpol koalisi Prabowo-Sandi. Ia memposting foto usai bukber di rumah Ahmad Muzani. “Semua baik-baik saja. Semua masih dalam jalan perjuangannya. Tangan masih berjabat, Bicara pun selalu hangat. Kita tetap sahabat,” cuit Hinca di akun Twitter miliknya.

Ia juga mencoba mendinginkan suasana. Kepada pihak yang mengipasi perseteruan, Hinca meminta agar saling menghormati. “Sekali lagi berhentilah menebar adu domba. Kompetisi jalan terus tapi respect dengan lainnya tetap terjaga utuh. Terima kasih TKN dan juga BPN,” kicau @hincapandjaitan.

Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani juga menegaskan, koalisi masih solid. Muzani tak menghiraukan pernyataan Poyuono. Muzani menegaskan, pertemuan para sekjen yang dihadiri Hinca menunjukkan sikap Demokrat tetap di koalisi Prabowo. Karena itu, Muzani merasa tidak perlu memberikan klarifikasi soal pernyataan Poyuono. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.