Dark/Light Mode

Tolak Pilpres, Terima Pileg

Kubu Prabowo Aneh Tapi Nyata

Kamis, 16 Mei 2019 08:10 WIB
Capres dan cawapres 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno beserta BPN dan pendukungnya saat menghadiri  acara di Ballroom Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (24/5). (Foto: Dwi Pambudo/Rakyat Merdeka).
Capres dan cawapres 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno beserta BPN dan pendukungnya saat menghadiri acara di Ballroom Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (24/5). (Foto: Dwi Pambudo/Rakyat Merdeka).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kubu Prabowo-Sandi dengan tegas menyatakan menolak hasil perhitungan KPU. Tapi, yang ditolak hanya Pilpres. Untuk Pileg, mereka terima. Sungguh aneh tapi nyata.

Penolakan terhadap hasil Pilpres dan penerimaan hasil Pileg diakui langsung Juru Kampanye BPN, M Syafii. Pentolan Partai Gerindra ini bilang, ada perbedaan penyelenggaraan Pileg dan Pilpres. Kata dia, bisa saja ada kecurangan dalam Pileg, namun belum masuk kategori Pemilu curang. Sementara di Pilpres, sudah masuk kategori itu.

“Bedakan ya. Kalau di Pileg itu saya kira ada kecurangan, tapi bukan Pemilu curang. Sedangkan kalau untuk Pilpres, itu memang Pemilu curang,” ujar Syafii, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.

Baca juga : Prabowo Kalah Sebelum Perang

Disinggung soal Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang sama-sama digunakan untuk Pileg dan Pilpres, Syafii malah mengulangi kembali jawabannya. Ada perbedaan “kecurangan dalam Pemilu” dengan “Pemilu curang”.

Kata dia, Pemilu curang artinya ada kesalahan yang terstruktur, sistematis, dan massif sejak awal tahapannya. Sedangkan kecurangan Pemilu bersifat sporadis dan tidak massif. Dia menyebut, berdasarkan penyelidikan yang dilakukan BPN, kecurangan dilakukan terpisah antara Pilpres dan Pileg.

Temuan dari BPN, yang didesain untuk curang adalah Pilpres. S­ementara di Pileg, kecurangan tidak massif. “Saya kira sangat naif kalau ada yang mengatakan Pemilu ini sudah berjalan dengan jurdil. Saya kira itu sangat naif,” ucapnya.

Baca juga : TKN: Prabowo Tidak Menghormati Pilihan Rakyat

Hal yang sama diungkapkan Jubir BPN Andre Rosiade. Dia menganggap, Pileg dan Pilpres berbeda. Di Pilpres ada indikasi penyelenggara negara bermain. Sementara di Pileg ada pelanggaran, tapi tidak terstruktur, sistematis, masif, dan brutal (TSMB).

“Karena memang kecurangan itu dirasakan di Pilpres. Pak Jokowi itu kan capres bukan caleg,” ucapnya.

Andre menganggap, proses Pileg lebih baik daripada Pilpres. Bukan berarti tak ada kecurangan. Ada, tetapi tidak semassif pilpres. Presiden Jokowi ikut mengomentari sikap kubu Prabowo-Sandi ini.

Baca juga : Soal Terima Kekalahan, Mega Ajari Prabowo

“Negara kita ini ada aturan mainnya, konstitusinya, undang-undangnya, aturannya, jelas. Ikuti,” ucap Jokowi dalam akun twitternya, @jokowi, tadi malam. Jokowi mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan dari wartawan soal hasil Pemilu 2019.

“Hanya KPU yang berwenang merekapitulasi dan mengumumkan hasil Pemilu. Keberatan atas hasilnya? Ya ke Mahkamah Konstitusi,” tegasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.