Dark/Light Mode

Kedewasaan Politik Masyarakat Tinggi

Pemilu 2024 Bakal Adem Ayem, Mari Kita Aminkan

Minggu, 23 Juli 2023 06:45 WIB
Petugas mengenakan kostum maskot pemilu (Sura dan Sulu) saat pembukaan Kirab Pemilu 2024 di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (20/7/2023). (Foto: Antara)
Petugas mengenakan kostum maskot pemilu (Sura dan Sulu) saat pembukaan Kirab Pemilu 2024 di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (20/7/2023). (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kedewasaan politik masyarakat sekarang semakin tinggi. Sehingga, meski hoaks massif, Pemilu 2024 bakal adem ayem saja.

Menurut Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FI­SIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM), Arga Pribadi Imawan, sejauh ini belum ada kajian soal dimensi komparatif kemeriahan pemilu dari tahun 2014, 2019 dan 2024. Namun, Arga menilai Pemilu 2024 akan lebih adem ayem dari sebelumnya.

“Menurut saya tingkat keberisikannya akan semakin mere­da,” katanya, kemarin.

Baca juga : Pemilu 2024 Bakal Seru Dan Semarak

Arga menyebut, usai reformasi, Indonesia sudah menjalani tujuh kali pemilu. Sehingga, sudah menuju ke tahap kedewasaan. Kata dia, para pemilih pemula yang mau berpartisipasi semakin mendewa­sakan demokrasi di Indonesia.

“Keterlibatan mereka menjadi bukti adanya kedewasaan dalam berpolitik,” ujarnya.

Arga menyebut, saat ini animo Gen Z terlibat dalam politik sudah melebihi ekspektasi. Ter­bukti, kata dia, dari banyaknya Gen Z yang bersedia menjadi responden dalam survei. Padahal selama ini, masyarakat selalu berpendapat generasi Z tidak mungkin mau untuk diidentifi­kasi atau ditanyakan soal politik.

Baca juga : Politik Uang Marak Di Pemilu, Firli Cs Gregetan

“Jadi, kesepakatan awal dan dengan bersedianya Gen Z menunjukkan kedewasaan politiknya,” katanya.

Sementara itu, Akademisi Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Ishaq Rahman me­ngatakan, hoaks maupun ujaran kebencian atau hate speech di media sosial sudah semakin mas­sif. Menurut dia, situasi itu perlu menjadi catatan khusus bagi penyelenggara, agar pemilu tidak seberisik seperti sebelumnya.

Dia mengatakan, cara yang bisa ditempuh penyelenggara pemilu adalah dengan mengedukasi pub­lik secara simultan, komprehensif dan konsisten. “Simultan, masya­rakat harus selalu diberi asupan informasi bahwa ujaran keben­cian itu hal buruk,” jelasnya.

Baca juga : Cegah Politik Uang Pemilu 2024, KPK Kampanyekan Hajar Serangan Fajar

Ishaq menjelaskan, kompre­hensif artinya menyeluruh, meli­batkan seluruh elemen. Kata dia, aparat penegak hukum harus memberi contoh dengan memberi tindakan tegas pada pelaku ujaran kebencian.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.