Dark/Light Mode

Ribut-ribut Tuduhan Berkhianat

NasDem-Demokrat Berantem Melulu

Rabu, 23 Agustus 2023 08:44 WIB
Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief (kiri) dan Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali (Foto: Istimewa)
Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief (kiri) dan Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski berada dalam satu koalisi, hubungan NasDem dan Demokrat seperti Tom and Jerry. Sering berantem, sulit damainya. Yang terbaru, NasDem dan Demokrat meributkan soal adanya partai yang berkhianat di dalam koalisi.

Ribut-ribut ini bermula dari cuitan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Demokrat Andi Arief, di akun Twitternya @Andiarief__, Selasa (22/8). "Kami akan terus bersama PKS meski satu partai lain mengkhianati koalisi," tulis mantan Stafsus Presiden era SBY ini.

Andi memang tidak menyebut secara spesifik pihak yang ditudingnya pengkhianat ini. Namun, dengan adanya kata koalisi dalam cuitannya, gampang ditebak tudingan itu mengarah ke mana. Saat ini, Demokrat berada dalam Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai Capres bersama NasDem dan PKS.

Sebelum bicara pengkhianat, Andi kembali mendorong agar Anies segera mendeklarasikan Cawapresnya. Menurut Andi, tujuan deklarasi dalam waktu dekat sebagai taktik mengerek elektabilitas.

Dalam hal deklarasi, Andi bahkan mencolek NasDem untuk mempertimbangkan masukannya. "Beberapa kawan dari NasDem harap lebih bijak soal ini. Adapun Tim 8 segera mengevaluasi capaiannya," ucapnya.

Baca juga : MPR-DPD Sepakat Bahas Bersama Surat Pergantian Fadel Muhammad

Pihak NasDem merasa tersindir dengan cuitan Andi tersebut. Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali pun menuding balik Andi Arief.

"Biasanya, kalau kita menunjuk orang, satu jari ke depan, tiga jari menunjuk ke diri kita sendiri," ucapnya, menyindir balik.

Pria yang akrab disapa Mad Ali itu mengatakan, masyarakat tentu mengingat rekam jejak NasDem dan Demokrat di belantika politik Indonesia. Ia menegaskan, NasDem tidak punya catatan menjadi pengkhianat.

Soal deklarasi Cawapres, anggota Komisi III DPR ini mengaku NasDem masih menjaring tokoh yang paling tepat. "Kami berusaha untuk sejujurnya mencari putra-putri terbaik sebagai rumah mereka untuk membangun Indonesia," ucap Mad Ali.

Ia justru heran, apa alasan Demokrat selalu mendesak agar Anies segera mendeklarasikan Cawapres. Apakah desakan ini sebagai pesan, jika Cawapres Anies tidak sesuai dengan keinginan Demokrat.

Baca juga : Ini Kiat-kiat Aman Berselancar Di Internet

Mad Ali lalu meminta agar ribut-ribut di ruang media segera dihentikan. Karena tidak baik jika terus dikonsumsi publik. "Jadi, sekali lagi, mari sama-sama jaga etika kita di internal koalisi untuk tidak saling menuding," serunya.

Dia menambahkan, NasDem tidak mungkin mengkhianati Koalisi Perubahan. Apalagi, NasDem merupakan partai pertama yang mengusung Anies sebagai Capres.

"Saya pikir orang yang waras pasti akan tertawa mendengar itu. Semua orang tahu bagaimana NasDem mengambil langkah yang sangat tidak populis untuk mendeklarasikan Anies. Kemudian mereka bergabung," tuturnya.

Mendengar ini, Deputi Bappilu DPP Demokrat Kamhar Lakumani ikut bicara. Dia membela Andi Arief. Kata Kamhar, Andi tidak menuding partai mana pun, sehingga tidak harus direspons secara berlebihan. “Dalam politik modern ini, tidak boleh baper,” ucapnya.

Soal penentuan Cawapres Anies, Kamhar tak mempersoalkan jika ada tambahan kriteria. Dalam piagam kerja sama tiga partai, poin keempat menyebut dalam waktu yang tidak terlalu lama Koalisi Perubahan akan menyelenggarakan deklarasi dan mengumumkan Capres dan Cawapres.

Baca juga : Demokrat Minta Banteng Legowo

"Saat ini kita telah melewati separuh jalan penandatanganan deklarasi menuju Pilpres. Artinya sudah kelamaan. Jadi desakan ini bukan tak berdasar, kami taat azas," klaim Kamhar.

Mendengar rekan koalisinya ribut, PKS berusaha menengahi. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyatakan, tak ada pengkhianat dalam Koalisi Perubahan. Lagipula, apa yang ditunjukkan Demokrat dan NasDem merupakan hal wajar dalam berpolitik.

"Biasa itu, dinamika. Satu pihak ingin segera deklarasi karena berpendapat penting untuk menaikkan elektabilitas. Pihak lain ingin kita tidak terburu-buru karena komposisi koalisi masih bisa berubah," kata Mardani, tadi malam.

Menurutnya, tak ada yang salah atas silang pendapat itu. Hanya saja, Mardani berpesan agar NasDem dan Demokrat lebih intens berkomunikasi, tentunya dengan kepala dingin.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Rabu (23/8) dengan judul “Ribut-ribut Tuduhan Berkhianat, NasDem-Demokrat Berantem Melulu”.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.