Dark/Light Mode

Fahri Hamzah Di Podcast Rakyat Merdeka

Soal Curang Cuma Omdo

Kamis, 7 Desember 2023 07:50 WIB
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Paslon 02, Fahri Hamzah. (Foto: Feri Nusa/RM.id)
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Paslon 02, Fahri Hamzah. (Foto: Feri Nusa/RM.id)

 Sebelumnya 
Menurutnya, seluruh kontestan dan timnya tidak perlu membesar-besarkan. Apalagi khawatir terjadi kecurangan di Pilpres. Lagipula, saat ini media semakin bebas, podcast semakin menjamur, membahas hal-hal yang terjadi.

“Siapa yang bisa mengontrol podcast sekarang. Dulu ada satu TV, bisa ditelepon. ‘Eh kalau bisa jangan begitu lagi’. TV itu kemudian dengan redaksi rapat, tutup. Kalau sekarang mana ada,” ungkap Fahri.

Baca juga : Apresiasi Media Massa OJK, Rakyat Merdeka Sabet 2 Penghargaan

Faktor lain yang membuat potensi kecurangan sulit terjadi, yakni mudahnya semua orang memantau dan memviralkan di media sosial. Salah satunya lewat video di TikTok. Orang bisa dengan mudah mengunggah video mengkritik menggunakan artificial intelligence, dan tidak ketahuan.

“Seolah-olah negara ini terlalu kuat untuk melakukan kecurangan dan sebagainya. Sudah nggak bisa. Ini sudah abad ke-21, sudah abadnya artificial intelligence. Sudah nggak bisa macam-macam. Dugaan kecurangan ini gimmick saja,” tutur Fahri.

Baca juga : DPR Medan Perang, Bukan Tempat Latihan

Wakil Ketua Umum Partai Gelora ini tak menampik, bila saat ini, Paslon 02 sudah dijadikan target sebagai musuh bersama dari 2 Paslon yang ada. Ini terjadi seiring dengan trend elektabilitas dari Paslon 02 yang terus nanjak. Sementara pihak lawan yang sudah pontang-panting, elektabilitasnya cenderung mentok.

Fahri lantas menyindir lihak lawan yang dianggapnya salah strategi dalam melakukan penyerangan. Tujuan penyerangan untuk melemahkan lawan, malah menjadi senjata makan tuan.

Baca juga : Fotografer Rakyat Merdeka Raih Juara 3 Kontes Foto APEC 2023

“Kalau mau serang, jangan asal serang. Harus ada titik serangnya. Sekarang ini kan terjadi pada PDIP dan Ganjar. Semakin nyerang rupanya malah semakin turun,” sindir Fahri.

Ia mengatakan, iktikad Joko Widodo dan Prabowo membentuk koalisi terlalu kuat. Dalam sistem presidensial, kabinet itu dipimpin seorang presiden. Bahkan sampai pergantian presiden 20 Oktober 2024, presiden masih secara sah memimpin politik dalam dan luar negeri.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.