Dark/Light Mode

Dapil Sulawesi Tenggara: Ngabalin Ditantang Tokoh Lokal

Sabtu, 3 Februari 2024 08:52 WIB
Adu kuat Caleg (Gambar: RM)
Adu kuat Caleg (Gambar: RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dapil Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi arena pertarungan tokoh lokal vs tokoh nasional. Politisi yang biasa manggung di kancah nasional ditantang tokoh-tokoh lokal untuk memperebutkan 6 kursi DPR. 

Pada Pemilu 2019, 6 politisi lintas partai berhasil lolos ke DPR. Mereka adalah Bahtra dari Partai Gerindra, Hugua dari PDIP, Ridwan Bae dari Partai Golkar, Tina Nur Alam dari Partai Nasdem, Rusda Mahmud dari Partai Demokrat, dan Fachry Pahlevi Konggoasa dari PAN. Hanya saja, Pileg kali ini, Fachry tak lagi maju.

Di Pemilu 2024 ini, kelima petahana itu ditantang nama-nama beken yang sudah masuk di level nasional maupun tokoh-tokoh lokal. Salah satu yang beken adalah Ali Mochtar Ngabalin. Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden maju jadi Caleg Golkar nomor urut 4.

Penantang lain yang cukup berpengaruh juga dipasang parpol lain. PKB menurunkan Ketua DPW PKB Sultra Jaelani, mantan bupati Kolaka Timur dan wakil bupati Kendari Tony Herbiansah, Bendahara Umum MUI Jakarta Selatan Yasdar, serta mantan anggota DPRD Kolaka Utara dan mantan wakil bupati Kolaka Utara Abbas.

Jagoan dari NasDem juga menjadi ancaman serius bagi petahana. Partai bentukan Surya Paloh ini memplot mantan gubernur Sultra dua periode Ali Mazi dan mantan bupati Konawe dua periode Saiful Konggoasa untuk menambah kursi. 

Gerindra coba mencari peruntungan dengan menurunkan Dessy Indah Rachmat yang saat ini menjabat sebagai Dewan Penasehat Perempuan Indonesia Raya (Pira) Sultra, dan Marsekal Muda TNI (Purn.) Barhim yang terakhir menjadi asisten Operasi Kasau.

Baca juga : Klopp Santai Tanggapi Kabar Para Bintang Liverpool Kabur

PDIP juga demikian. Partai yang dinakhodai Megawati Soekarnoputri ini memasang mantan Bupati Kolaka Ahmad Safei dan Bendahara Umum ICMI Pusat Muhamad Fajar Hasan.

PAN ingin menambah suara melalui Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh, dan Titi Nurbaya Saranani yang saat ini menjadi anggota DPRD Sultra. Sedangkan Demokrat, memasang Ruslan Buton yang merupakan mantan panglima Serdadu Eks Trimatra Nusantara.

Dengan munculnya sejumlah tokoh-tokoh populer, Ngabalin mengaku tak gentar. Alasannya, dia sudah menyiapkan strategi. Apalagi, ia lebih sering turun ke dapil untuk mendapat hati masyarakat Sultra.

 "Saya bahkan hampir setiap hari berkunjung di Sultra. Saya selalu meminta restu dan dukungan untuk tampil dan siap menjadi vokalis rakyat Sultra di Senayan," katanya.

Meski telah populer, Ngabalin menganggap sosialisasi harus terus dilakukan. Kehadiran secara langsung memberi pemahaman kepada publik bahwa jauh sebelumnya ia sudah memiliki keinginan untuk kembali membangun kampung halamannya, yakni Provinsi Sultra.

"Kenapa Sultra, karena ini adalah kampung mamaku. Karena kalau hanya berbicara dapil, saya bahkan anggota DPR-RI tahun 2004-2009 yang terpilih dari Dapil Sulawesi Selatan (Sulsel). Kemudian terpilih lagi pada periode tahun 2009-2014," ungkap Ngabalin.

Baca juga : Kursi Petahana Masih Belum Aman

Sikap optimis juga disampaikan Yasdar minder. Caleg dari PKB mengaku ingin mewakafkan diri untuk Sultra melalui pembangunan sumber daya manusia (SDM). "Kita mengalami bonus demografi di tengah situasi perkembangan zaman yang begitu pesat, pemberdayaan SDM begitu penting," katanya.

Instrumennya, Yasdar memilih pendidikan sebagai pondasi utamanya. Berbagai pelatihan akan dilakukan agar generasi muda memiliki kemampuan dan lebih produktif. Lagipula, Sultra memiliki sumber daya alam (SDA) yang berlimpah.

Menurutnya, pemerintah pusat dan daerah bersama masyarakat harus saling bersinergi. "Generasi muda dapat menjadi penggerak menggali potensi SDA dengan kreativitas dan inovasi yang dimiliki dengan dukungan pemerintah dan stakeholder terkait," kata Yasdar. 

Sementara, Dessy Indah Rachmat akan membayar kepercayaan partai dengan kursi dari Dapil Sultra.  "Saya akan buktikan, dan saya akan tunjukan bahwa perempuan yang diutus ini adalah pejuang politik demi kemenangan Partai Gerindra Sultra," tegasnya.

Kata Dessy, ini pertama kalinya Gerindra Sultra memasang kader wanita untuk bertarung menuju Senayan. Alasan inilah yang memotivasi dirinya agar bisa mencicipi empuknya kursi Senayan. "Saya akan berjuang sekuat tenaga demi partai yang kita cintai ini," janjinya.

Ia juga optimis dengan infrastruktur pemenangannya. Hal itu tercermin dari antusiasme masyarakat ketika kunjungan ke kabupaten/kota di Sultra. Dessy juga memastikan, semangat yang digaungkan bukan hanya untuk Gerindra, tetapi untuk masyarakat Sultra.

Baca juga : Bagi Pendatang Baru, Pintunya Terbuka Lebar

Sedangkan, Muhamad Fajar Hasan terus menjumpai warga di sisa waktu kampanye yang tersedia. Tujuannya, agar bisa menyerap gagasan dan agenda yang akan dilakukan ketika terpilih menjadi wakil rakyat di Senayan.

Fajar akan memperjuangkan SDA di Sultra. Terlebih daerah ini sebagai ladang nikel terbesar di Indonesia. Sehingga, Pemerintah harus memiliki roadmap atau semacam blueprint dalam tata kelola nikel.

Dalam blueprint tersebut, harus memasukan kepentingan warga lokal atau warga terdampak sebagai kepentingan utama dalam program hirilisasi pengelolaan SDA di Sultra.

"Selama ini, tata kelola nikel masih sporadis, hanya berorientasi bisnis semata. Kepentingan warga lokal belum maksimal terintegrasi dalam rencana bisnis para pengusaha di sektor nikel," pungkas Fajar.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Sabtu (3/2), dengan judul “Dapil Sulawesi Tenggara: Ngabalin Ditantang Tokoh Lokal”.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.