Dark/Light Mode

Menyedihkan, 171 Petugas Pemilu 2024 Wafat

Jumat, 22 Maret 2024 08:00 WIB
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) melakukan penghitungan surat suara Presiden dan Wakil Presiden yang dilakukan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 042 Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (14/2/24). (Foto: Rizki Syahputra/RM)
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) melakukan penghitungan surat suara Presiden dan Wakil Presiden yang dilakukan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 042 Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (14/2/24). (Foto: Rizki Syahputra/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Innalillahi wa inna ilaihi rojiun… Kabar duka datang dari proses Pemilu 2024. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat 171 petugas Pemilu meninggal dunia saat bertugas. Semoga pemilu mendatang tak ada lagi kejadian menyedihkan seperti ini.

Berdasarkan kategori pasien, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menjadi petugas Pemilu terbanyak yang meninggal sebanyak 87 orang. Lalu, 40 linmas yang meninggal, disusul 16 petugas pemilu, 10 saksi, sembilan panitia pemungutan suara, delapan anggota Bawaslu, dan sisanya panitia pemilihan di kecamatan.

Menurut Kemenkes, penyakit jantung penyebab terbanyak petugas Pemilu meninggal. Tercatat ada 38 petugas Pemilu yang meninggal karena penyakit jantung, syok septik 15 orang, meninggal dalam perjalanan 13 orang, hipertensi 10 orang, kecelakaan 10 orang, penyakit serebrovaskular 10 orang, sindrom distres pernapasan akut (ARDS) 10 orang, diabetes mellitus tujuh orang, multi organ failure-Non infectious tiga orang.

Baca juga : Firman Soebagyo: Bisa Terwujud Melalui Langkah Revisi UU DKJ

Lalu penyakit ginjal kronik tiga orang, henti jantung mendadak dua orang, dehidrasi dua orang, asma satu orang, TB Paru satu orang, sesak napas satu orang, kanker satu orang dan multi Organ Failure-Infectious satu orang. Sedangkan 40 orang lagi masih diselidiki penyebab kematiannya.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengatakan, kasus kematian petugas Pemilu seharusnya tidak boleh terjadi. Ia berharap pada pemilu selanjutnya, angka kematian petugas bisa ditekan hingga nol kasus.

“Memang terjadi penurunan yang drastis dari jumlah petugas Pemilu yang wafat, tapi kami melihat satu nyawa yang meninggal sudah terlalu banyak. Kalau bisa di Pemilu 2019 bisa nol yang wafat,” ujarnya.

Baca juga : Kamrussamad: Butuh Waktu Untuk Menjalankan Transisi

Sebagai perbandingan, pada Pemilu 2019, petugas yang meninggal ada 894 orang, dan yang sakit mencapai 5.175. Meski jauh lebih sedikit, kejadian ini tidak seharusnya terjadi.

Anggota Komisi IX DPR, Irma Suryani Chaniago mengakui, Pemilu serentak membutuhkan SDM dengan energi yang prima. Sebab itu, seharusnya calon petugas pemilu wajib mengikuti tes kesehatan.

Bahkan ketika proses penghitungan berlangsung, Irma menyebut, harusnya petugas Pemilu diberi asupan gizi yang baik. “Dan setelah bertugas butuh asupan vitamin atau supplemen, setidaknya tiga hari sebelum dan sesudah hari pencoblosan,” katanya.

Baca juga : Surya Paloh Ucapkan Selamat Ke Prabowo-Gibran, Pendukung AMIN Kecewa

Politisi NasDem ini memiliki evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang. Yakni soal batas umur dan kesehatan SDM, serta subsidi vitamin untuk menjaga kondisi petugas pemilu agar tetap prima.

“Saran saya, sebagaimana usulan di atas. Sebelum ditugaskan, lakukan check kesehatan, beri subsidi vitamin, suplemen, dan batasi usia sumber daya manusianya,” imbuh Irma.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.