Dark/Light Mode

Soal Kebijakan Pemerintah, Luhut Kadang Dikritik Anak Cucu

Selasa, 2 Februari 2021 07:00 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Humas Marves)
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Humas Marves)

 Sebelumnya 
Seberapa penting arti menepati janji, dalam prinsip hidup Bapak?

Kalau kita punya janji, ya jangan seperti lagu... kau yang berjanji, kau yang mengingkari... He-he-he. Jangan gitu dong. Prinsip saya, when you promise something, you deliver. Kalau kau ndak bisa, tentu dengan alasan-alasan yang jelas dan kau sampaikan. Bisa saja terjadi kau tidak bisa men-deliver karena banyak hal. Tapi harus jelas. Jangan kau tidak memenuhi janji. Itu yang saya kira nggak benar.

Soal investasi Pak, bagaimana perkembangan Lembaga Pengatur Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF). Seberapa fundamental peranan lembaga tersebut, terhadap perekonomian nasional?

Baca juga : Kerahkan Tim Hacker, Korut Kembangin Vaksin Covid-19

Lembaga ini ditujukan untuk mengakomodir orang yang mau berinvestasi di Indonesia. Di situ, ada dua layer. Pertama, masterfund. Kedua, thematic fund. Itu berlaku di seluruh dunia. Sifatnya, universal. 

Hanya masalahnya, orang terkadang ragu. Benar nggak, kita mengelolanya. Karena itu, semua aturan di SWF ini di-manage secara independen. Orang Indonesia lho ya, pengelolanya. Ini penting, supaya orang percaya. Saat ini, Indonesia tergolong negara yang kredibel untuk tujuan investasi.

SWF di beberapa negara, selain ada yang berhasil, ada juga yang terjerat skandal korupsi. Di Malaysia misalnya, ada skandal 1MDB. Bagaimana caranya agar lembaga ini nantinya tidak disalahgunakan?

Baca juga : Potensi Kelangkaan Pupuk Tahun Ini Masih Cukup Besar

Ya itu tadi, betul-betul lembaga ini dibikin independen. Diawasi juga secara internasional. Sehingga tidak  ada conflict of interest di dalamnya. Misalnya ADIA, dari SWF-nya Abu Dhabi, itu ikut juga. JBIC (SWF Jepang) juga ikut. Taruh duit, juga ngawasin. Jadi, tidak ada yang bisa kita bikin untuk main-main. Terus dari IDFC (Amerika Serikat) misalnya. Dia taro duit, tetapi juga ikut ngawasin.

Nanti audit dananya bagaimana?

Yang mengaudit nanti bukan BPK. Yang mengaudit itu Pricewaterhouse lah. Ernst & Young lah, atau siapa lah. Pokoknya, yang memutuskan dan mengaudit adalah institusi yang punya reputasi.

Baca juga : Pemerintah Jual Surat Utang Mulai Rp 1 Juta

Saat ini, banyak investor yang tergiur investasi di Indonesia. Padahal pandemi Covid-19 belum mereda. Itu kira-kira kenapa,Pak?

Indonesia itu sangat luckrative (menguntungkan, Red) orang lihat untuk investasi. Ya kita juga kadang-kadang kaget melihat orang investasi 5 miliar dolar AS, 10 miliar dolar AS Nggak banyak cerita, langsung investasi.

Itu antara lain dilihat dari Omnibus Law. Itu yang bikin Indonesia itu menjadi tempat investasi yang menarik. Kedua, kekayaan alamnya yang luar biasa. Ketiga, leadership Presiden Jokowi. Keempat, manajemen sekarang ini lebih transparan. Semua kita buat online atau digitalize. Ya makin bertahaplah ke sana. Saya kira, semua itu faktor yang sangat mendorong.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.