Dark/Light Mode

Mafia Yang Disentil

Kamis, 3 Februari 2022 07:00 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Ada kalanya, kasus heboh itu, ketika dirunut, ketemu simpulnya. Ada si A, si B. Orangnya si C, kawannya si D. Ujung-ujungnya mentok. Seperti jalan sempit yang dipasangi plank “Jalan Buntu”. Atau, “Awas Ada Anjing Galak” yang ditulis asal-asalan di dinding rumah.

Coba ingat lagi, berapa banyak isu atau “kasus” yang menemui nasib seperti itu. Mentok. Panas-panas tai ayam.

Baca juga : Margiono, Wartawan Yang Penuh Humor

Dulu misalnya, ada isu formalin, ada kasus jaksa cantik, ada pengusaha hebat, ada masalah LP. Banyak sekali. Isu atau kasus itu, ramai dan tumpang tindih.

Kenapa bisa begitu? Karena rakyat mengidap penyakit lupa yang akut, atau perancang yang pintar membuat dan mengalihkan isu? Atau, gabungan keduanya?

Baca juga : Marquez Diramal Bangkit Di 2022

Ini bukan urusan sepele. Walau tampak biasa dan wajar di mata “kita”, dampaknya bisa menohok.

Kasus turis Ukraina itu misalnya, dia bisa meulis panjang di blog-nya, atau diungkap di medsos, lalu menyebar di dunia internasional, di kalangan wisatawan lain. Akibatnya, nama Indonesia tercoreng. Butuh biaya dan perjuangan untuk memolesnya.

Baca juga : Sah, Jadi Istri Ello

Semoga mafia karantina menjadi jenis mafia terakhir. Jangan ada lagi yang lain. Lagi pula, tidak mungkin Presiden setiap saat harus menyentil satu per satu. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.