Dark/Light Mode

Menunggu Kabar Suka Cita

Selasa, 25 Oktober 2022 06:39 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Apakah dia lari dari tanggungjawab? Apakah dia kabur dari masalah? Debatable. Pro-kontra.

Tapi, paling tidak, dia memberi kesempatan kepada orang lain yang tidak punya beban masalah. Yang tidak tersandera kasus. Tokoh lain yang dianggap lebih mampu dan kredibel.

Baca juga : Ginjal Rakyat, Wajah Kita

Menomorduakan kepentingan pribadi, menjadi kuncinya. Tempatkan rakyat sebagai pihak yang harus dilindungi, dilayani dan diutamakan. Bukan sebaliknya. Bukan menjadikan jabatan untuk mencari keuntungan pribadi. Bukan sekadar slogan “demi rakyat, demi rakyat”, tapi yang dilakukan sebaliknya.

Di tengah korban yang berjatuhan, para elite justru sibuk dengan target kursi yang ingin mereka capai. Mereka sibuk dengan agenda sendiri. Jarang yang “berminat” soal Tragedi Kanjuruhan. Juga kasus gagal ginjal akut yang menimpa anak-anak.

Baca juga : Satunya Kata Dan Perbuatan

Ada yang justru mencari celah supaya pimpinan Bank Indonesia (BI) bisa diduduki oleh orang parpol. Ada pula yang sibuk mencari pasangan untuk 2024. Macam-macam.

Kembalilah ke rakyat. Jangan ada lagi rakyat yang menjadi korban. Buatlah kebijakan-kebijakan yang memihak rakyat. Karena dengan itulah para pemimpin akan dikenang, seperti dunia mengenang kisah-kisah inspirasi para pemimpin terdahulu.

Baca juga : Siapa Musuh Kita?

Rakyat menunggu kabar suka cita. Bukan berita duka cita. Rakyat merindukan para pemimpin, bukan sekadar elite politik. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.