Dark/Light Mode

Tetap Guyub Meski Lebaran Beda

Rabu, 19 April 2023 04:48 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Perayaan Idul Fitri tahun ini berpotensi berbeda antara Pemerintah bersama Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Muhammadiyah sudah jauh-jauh hari menetapkan, Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada Jumat, 21 April 2023. Sedangkan Pemerintah dan NU belum mengeluarkan ketetapan dan menunggu hasil Sidang Isbat, yang akan digelar pada Kamis, 20 April 2023.

Meski begitu, prediksi perbedaan Lebaran sudah muncul sejak awal-awal Ramadan. Alasan utamanya bukan berasal pada perbedaan metode yang dipakai Muhammadiyah dan Pemerintah bersama NU. Muhammadiyah memakai metode hisab hakiki wujudul hilal (perhitungan astronomi, dengan bulan sudah berada di atas ufuk saat matahari tenggelam). Sedangkan Pemerintah dan NU menggunakan rukyatul hilal (melihat bulan).

Baca juga : Wulan Guritno, Liburan Bareng Sabda Dan Anak

Dalam pelaksanaannya, dua metode ini tetap mendasarkan pada hisab alias perhitungan astronomi. Dalam setiap Sidang Isbat, Kementerian Agama (Kemenag) juga selalu mengawali dengan memaparkan hasil hisab, untuk mengetahui posisi bulan saat matahari tenggelam.

Yang menjadi akar menimbulkan potensi perbedaan adalah adakah kriteria yang ditetapkan. Muhammadiyah menggunakan kriteria jika bulan sabit sudah di atas ufuk saat matahari tenggelam, maka esok harinya sudah memasuki bulan baru. Serendah apa pun posisi bulan, yang penting di atas nol derajat. Sedangkan Pemerintah dan NU mensyaratkan, bulan harus bisa dilihat. Dengan adanya biasa cahaya saat matahari terbenam, kriteria ini membutuhkan posisi bulan di atas 3 derajat saat matahari terbenam.

Baca juga : Dewas KPK Pelajari Laporan Brigjen Endar

Nah, berdasarkan hasil hisab yang dilakukan Muhammadiyah, saat matahari terbenam pada 20 April 2023, tinggi hilal di Yogyakarta adalah 1 derajat 47 menit 58 detik. Bagi Muhammadiyah, ini sudah memenuhi syarat bahwa 21 April 2013 adalah 1 Syawal 1444 Hijriah.

Hitungan Pemerintah dan NU sepertinya tidak akan jauh berbeda. Tapi, bagi Pemerintah dan NU, tinggi hilal ini belum memenuhi syarat. Karena dengan ketinggian hanya 1 derajat, hilal tak mungkin bisa dilihat. Jadi, besar kemungkinan Pemerintah dan NU akan menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah pada 22 April 2023.

Baca juga : Setiap Hari, Serdik Sespimmen 63 Sebar Bansos Di Bandung

Kita berharap, meskipun Lebaran tahun ini berbeda, masyarakat tetap guyub. Apalagi perbedaan ini bukan yang pertama. Sejak dahulu, perbedaan ini sudah sering muncul. Saat ini, masyarakat juga semakin dewasa dalam menyikapi perbedaan. Selamat Idul Fitri 1444 Hijriah. Taqabalallahu minna wa minkum, shiamana wa shiamakum.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.