Dark/Light Mode

Telur Oh Telur

Jumat, 19 Mei 2023 05:16 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga telur ayam kembali melonjak tinggi. Bahkan, di luar Jawa, harganya ada yang mencapai Rp 40 ribu per kilogram. Harga ini memecahkan rekor tertinggi yang pernah terjadi pada Desember 2022, yang saat itu mencapai Rp 32 ribu per kilogram.

Untuk masyarakat kelas atas, kenaikan ini mungkin tidak terasa. Tapi, bagi keluarga yang ekonominya pas-pasan, bagi para pedagang jajanan anak, bagi para pedagang martabak, bagi para pemilik warung nasi atau warteg, bagi industri kue rumahan, kenaikan ini jelas sangat memberatkan.

Bagi masyarakat kecil, telur adalah salah satu sumber protein utama mereka, di samping tahu dan tempe. Sebab, mereka jarang punya uang lebih untuk membeli ayam, ikan, apalagi daging.

Baca juga : Terbuka Atau Tertutup

Saat harga telur melonjak tinggi, mereka kebingungan. Tidak dibeli, mereka butuh. Dibeli, uang untuk keperluan lain berkurang. Maka, mau tidak mau, porsi makan telurnya dikurangi. Yang mungkin tadinya satu telur untuk satu orang anggota keluarga, dikurangi menjadi setengah.

Untuk pedagang jajan anak, kenaikan harga telur juga sangat memberatkan mereka. Modal yang mereka keluarkan menjadi lebih besar. Sementara, mereka tidak bisa menaikkan harga jajanan jualannya.

Kalau dinaikkan, anak-anak pasti akan beralih ke jajanan lain yang lebih murah. Terpaksa, mereka pun “mengakalinya” dengan mengencerkan adonan atau menambahkan tepung lebih banyak. Tentu saja, hal ini mengurangi kualitas makanan yang mereka jual. Tapi, mau diapakan lagi. Tidak ada cara lain.

Baca juga : Teror Impor Bikin Tekor

Demikian juga dengan para pedagang martabak, para pemilik warung nasi, dan pelaku industri kue rumahan. Bagi mereka, telur merupakan salah satu bahan pokok yang wajib. Kebutuhan telur mereka sangat tinggi.

Makanya, saat harga telur naik, modal yang mereka keluarkan menjadi lebih besar. Mereka punya masalah yang sama dengan pedagang jajanan anak tadi, tidak bisa menaikkan harga begitu saja. Alhasil, keuntungan mereka menjadi minimalis.

Dengan kondisi ini, kita berharap Pemerintah bisa bergerak cepat mengatasi masalah kenaikan harga telur. Jangan cuma beralasan bahwa permintaan telur sedang tinggi. Pemerintah harus melakukan langkah konkret.

Baca juga : Kenaikan Harga Telur Bikin Babak Belur

Jika masalahnya ada di harga jagung atau pakan ternak yang tinggi, maka turunkan itu. Bisa dengan menyediakan jagung secara langsung untuk para peternak, bisa juga dengan memberikan subsidi. Jika masalahnya ada di pasokan yang kurang, segera dorong peternak-peternak meningkatkan produksi. Berikan mereka fasilitas agar produksi telurnya meningkat.

Penanganan ini harus cepat. Jangan berlarut-larut. Apalagi dianggap sebagai kenaikan yang wajar. Sebab, kondisi itu bisa membuat rakyat kecil, yang ekonominya belum pulih betul, kembali tercekik.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.