Dark/Light Mode

KPK Yang Berwajah 2

Senin, 6 November 2023 00:05 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - KPK saat ini seperti punya dua wajah. Pertama, wajah yang baik. Wajah ini didapat berkat kinerjanya yang sukses menangkap banyak pejabat korup, mulai dari kelas teri sampai kelas kakap. Kedua, wajah buruk. Wajah ini terbentuk karena berbagai polemik yang terjadi internal lembaga antirasuah tersebut. Sayangnya, penilaian dominan dari masyarakat saat ini adalah wajah kedua KPK.

Kinerja KPK era saat ini sebenarnya bukan kaleng-kaleng. Tidak kalah dari KPK era-era sebelumnya. KPK di era Firli Bahuri Cs mampu menangkap tiga menteri aktif, wakil ketua DPR, anggota KPU, hakim agung. Untuk bupati, gubernur, anggota DPR, dirjen, kepala dinas, swasta, lebih banyak lagi. Bahkan, untuk penangkapan hakim agung, menjadi rekor KPK, karena sebelumnya lebih pernah ada.

Namun, kesuksesan ini tidak mampu menghapus “noda-noda hitam” dari polemik yang terjadi di internal KPK, baik yang dilakukan pimpinan maupun ulah mbalelo staf dan pegawai. Padahal, jika tidak ada polemik-polemik itu, KPK mungkin bisa mempertahankan prestasi sebagai lembaga paling dipercaya publik, seperti yang didapat di era-era sebelumnya.

Baca juga : Kesabaran Berbuah Cawapres?

Di era sekarang, KPK terlalu banyak polemik. Mulai dari pelaksanaan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang membuat 57 penyidik senior dan pegawai KPK tersisih, langkah Firli naik helikopter saat kunjungan ke Sumatera Selatan, kasus gratifikasi yang diterima Lili Pintauli Siregar, polemik pemberhentian deputi, dugaan pungli di Lapas KPK, sampai yang terbaru dugaan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Selain itu, yang masih menjadi sorotan tajam publik adalah ketidakmampuan KPK menangkap Harun Masiku. Diketahui, Masiku sudah buron hampir 4 tahun. Padahal, Masiku adalah orang biasa. Bukan pejabat atau orang kaya. Dia hanya staf dan calon anggota DPR yang gagal.

Belum berhasilnya Firli Cs menangkap Masiku, membuat KPK saat ini berada di bawal level KPK sebelumnya. KPK era sebelumnya sukses menangkap M Nazaruddin, yang kabur sampai Kolombia.

Baca juga : Kendalikan Harga Beras

Dengan “noda-noda hitam” itu, kepercayaan publik kepada KPK merosot. Sampai sekarang pun belum sepenuhnya pulih. KPK kalah bersinar dari Kejaksaan Agung dan Polri. Bahkan, KPK tetap tidak mampu mengejar Polri, yang tahun lalu sempat diterpa “gempa” kasus Ferdi Sambo.

Agar KPK kembali ke level terbaiknya, cukup sudah polemik-polemik itu. Jangan ada lagi. Mulai saat ini, KPK harus fokus menunjukkan kinerja yang moncer dalam memberantas korupsi di negeri ini. Untuk kondisi internal, semua harus “dipagari” agar tidak ada lagi yang menceng. Yang sudah berbuat menceng, harus ditindak tegas.

Dengan hal itu, diharapkan, wajah baik KPK akan dominan dalam penilaian masyarakat. Kepercayaan publik pun bisa kembali lagi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.