Dark/Light Mode

Menimbang Penonton Debat

Selasa, 9 Januari 2024 05:59 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Ini terjadi antara lain karena ada perubahan demografi pemilih dibanding lima tahun lalu. Saat ini, jumlah pemilih muda sekitar 54 persen.

Budaya politik pemilih muda tersebut sangat beragam. Ada yang tertarik dengan gimmick, ada pula yang lebih mengedepankan substansi. Mereka ada lah para pemilih rasional yang men jadikan debat capres-cawapres sebagai pertimbangan penting.

Karena itu, kualitas debat perlu ditingkatkan. Salah satunya, faktor penonton.

Baca juga : Debat, Catenaccio Dan Gegenpressing

Tak bisa juga dipungkiri bahwa para penonton bisa berperan penting. Lewat gadgetnya, penonton bisa melengkapi cakupan visual yang ditampilkan televisi. Para penonton bisa menjadi “kameramen tambahan”. Misalnya, saat jeda iklan.

Lewat video-videonya, penonton di lokasi debat juga bisa menjadi pengontrol kalau ada pendukung yang tidak tertib. Mereka bisa menjadi penyam bung mata penonton di luar studio.

Bahkan, seringkali, video-video pendek ini menjadi viral. Penting dan menarik.

Baca juga : Riuh Berebut Suara Anak Muda

Debat berikutnya, faktor penonton perlu dipertimbangkan dan dievaluasi serius. Apakah masih perlu hadir di lokasi dekat peserta debat. Atau, ditem patkan di luar ruangan. Menonton lewat layar lebar.

Dari tiga kali penyelenggaraan debat, kehadiran penonton yang terlalu dekat dirasa cukup mengganggu. Walaupun berkalikali diingatkan “harap tenang… harap tenang…”, imbauan itu kurang efektif.

Bahkan, di antara para penonton di lokasi ada yang sampai mengeluarkan umpatan dan makian. Apakah ini menunjukkan budaya politik bangsa ini? Apakah ini menggambarkan ketidak mampuan penegakkan aturan?

Baca juga : 2024, Menunggu Raja Midas

Atau, apakah ini ada unsur peniruan, mencontoh para elit politik: “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”?

Debat bukan hanya adu gagasan, tapi juga cermin budaya sebuah bangsa. Sama seperti penonton sepakbola, penonton debat juga perlu aturan yang jelas dan tegas.

Dalam sepakbola, kalau ada masalah dengan penonton, satu kesebelasan bisa dihukum “bertanding tanpa penonton”. Bagaimana dengan debat capres-cawapres?

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.