Dark/Light Mode

Naik-Turun Silaturahmi Elite Politik

Rabu, 31 Januari 2024 00:28 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Saat penjajakan koalisi, para elite parpol begitu rajin menjalin tali silaturahmi. Bukan hanya dengan lingkaran yang selama ini menjadi teman mereka, para “musuh bebuyutan” pun didatangi. Semua menampilkan wajah yang ramah. Pemandangan saling rangkul dan saling memberi hadiah banyak kita ditemukan. Namun, setelah koalisi Pilpres 2024 terbentuk, setelah persaingan mengkristal, jalinan silaturahmi itu terputus.

Saat penjajakan koalisi, Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang paling sibuk menjalin komunikasi dan silaturahmi. Puan secara maraton bertemu dengan elite-elite politik dan ketua umum parpol. Surya Paloh, Luhut Binsar Pandjaitan, Prabowo Subianto, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan, dan Airlangga Hartarto menjadi pihak yang ditemui Puan.

Baca juga : Mahfud Silaturahmi Ke Ponpes Tertua Di Madura

Ketua Umum PKB yang saat ini menjadi Cawapres Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar, juga rajin menjalin tali silaturahmi. Pria yang akrab disapa Imin ini beberapa kali bertemu Puan, bahkan sampai makan bareng. Lalu, bertemu AHY, bertemu Airlangga, bertemu Jusuf Kalla. Apalagi dengan Prabowo, lebih serang lagi, karena saat itu Imin berharap menjadi Cawapres dari Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

Semua pertemuan dan silaturahmi itu tampak hangat. Saat itu, mereka tampil seakan-akan sebagai teman yang sangat akrab. Yang keluar dari mulut mereka hanya kata-kata yang saling puji. Bahkan, seandainya koalisi tidak terbangun, mereka berjanji silaturahmi tetap terjalin.

Baca juga : Dzikir Dan Sholawat Warnai Kegiatan Literasi Digital Di Nganjuk

Namun, setelah koalisi terbentuk dan Capres-Cawapres final dan Pilpres 2024 semakin dekat, jalinan silaturahmi itu seakan-akan terputus. Yang terjadi malah sebaliknya, antara kubu saling serang, saling buka aib, saling menjelekkan, seakan-akan mereka tak pernah bertemu, apalagi berteman.

Fakta ini menunjukkan bahwa silaturahmi yang terjalin sebelumnya semata-mata hanya untuk kepentingan politik. Untuk mengajak menjadi teman koalisi. Bukan datang dari niat murni menjalin silaturahmi dan merekatkan hubungan pertemanan. Maka, setelah upaya membangun koalisi gagal, pertemanan pun tidak ada lagi.

Baca juga : PGN Dukung Inovasi AI Untuk Kampanye Politik Gagasan

Kondisi ini memang lumrah dalam dunia politik. Bahkan, yang awalnya teman setia saja bisa berubah menjadi musuh jika kepentingan politiknya berbeda. Yang awalnya selalu memuji, membela, bisa berubah menjadi menyerang dan menjelekkan.

Semoga saja kondisi ini hanya berlangsung sebentar. Setelah Pilpres berlalu, silaturahmi antara elite politik kembali terjalin. Agar dunia politik kita sejuk dan masyarakat tenang melihatnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.