Dark/Light Mode

Kunker Lagi, Jalan-jalan Lagi

Jumat, 24 Mei 2024 05:01 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah sekian lama, publik mendengar kembali DPR melakukan kunjungan kerja (kunker). Sebagian anggota Komisi IV DPR baru saja melakukan kunker ke Swedia, yang katanya guna mempelajari praktik pertanian, peternakan, dan program makan siang gratis di sana.

Meski teknologi informasi semakin berkembang dengan akses terhadap pengetahuan semakin gampang, tidak dipungkiri kunjungan langsung masih sangat penting. Kunjungan itu untuk mengetahui detail dari sebuah program, sehingga dalam proses imitasi, peluang keberhasilannya cukup besar.

Jadi, kunker tersebut tidak salah. Kunker itu justru sangat bermanfaat, dengan catatan ilmu yang didapat dalam kunker betul-betul diserap, untuk kemudian diterapkan di Tanah Air. Sayangnya, selama ini, kunker yang dilakukan Dewan sering "mubazir". Sebab, saat kunker, anggota Dewan lebih banyak jalan-jalannya ketimbang menyerap ilmu. Selain itu, lokasi kunker juga sering sangat berbeda dengan kondisi di Tanah Air.

Baca juga : Harapan Besar Kabinet Profesional

Contohnya, pada 2017, Komisi II DPR melakukan kunker ke Jerman dan Meksiko untuk mempelajari sistem e-voting dalam Pemilu. Saat itu, Komisi II begitu ngotot untuk melakukan kunker dengan alasan kunjungan langsung akan lebih baik dibanding hanya melakukan telekonferensi.

Nyatanya, hasil kunjungan itu tidak diterapkan di 2019. Bahkan, sampai 2024 pun, e-voting belum terlaksana. Sampai saat ini, Pemilu masih dilakukan secara manual. Jangankan e-voting, proses rekapitulasi juga masih manual.

Kita tidak ingin menuduh atau menyimpulkan hasil kunker yang dilakukan Komisi IV DPR ke Swedia tidak bermanfaat dan tidak bisa dilaksanakan di Tanah Air. Namun, ada dua alasan yang membuat ragu hasil kunker itu agak sulit diterapkan di sini.

Baca juga : Kabinet Zaken & Profesional

Pertama, kunker tersebut dilakukan di akhir masa jabatan DPR periode 2019-2024. Pada 30 September nanti, masa jabatan mereka akan berakhir. Dengan waktu hanya tersisa tiga bulan, apa yang bisa mereka lakukan. Selama lima tahun saja tidak banyak yang mereka perbuat.

Sebagian dari mereka memang terpilih kembali menjadi anggota Dewan untuk periode 2024-2029. Namun, tidak ada jaminan mereka akan kembali duduk di Komisi IV. Sebab, penempatan anggota Dewan di alat kelengkapan DPR tergantung dari kebijakan dan "selera" pimpinan parpol dan fraksi.

Kedua, iklim di Swedia dan Indonesia sangat jauh berbeda. Swedia dingin. Sedangkan kita tropis. Jadi, pertanian dan peternakannya tentu sangat berbeda. Tumbuhan dan hewan ternak di sana belum tentu bisa berkembang dengan baik di Indonesia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.