Dark/Light Mode

Nostalgia Dan Perubahan UUD

Minggu, 16 Juni 2024 06:41 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Amendemen UUD 1945 terus bergulir. Beberapa tokoh penting sudah bersuara. Pergerakannya terlihat melambat, namun bisa tiba-tiba sudah sampai di tahap akhir. Akselerasinya bisa tahun depan, bisa juga dua-tiga tahun menjelang Pilpres 2029.

Banyak contoh di negeri ini yang tadinya dianggap lambat dan mustahil, namun akhirnya bisa diterabas. Yang tadinya dianggap kontroversi, akhirnya lolos dan terealisasi. Demikian pula amendemen atau perubahan UUD 1945.

Amendemen bisa mengandung beberapa aspek. Pertama, substansi. Salah satu materi yang paling banyak dibicarakan dan paling strategis adalah mengembalikan pemilihan presiden ke MPR. Tidak lagi pemilihan langsung oleh rakyat seperti sekarang.

Masing-masing pihak punya alasan untuk menerima atau menolak. Salah satu sistem tersebut tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.

Baca juga : Judol Yang Kian Meresahkan

Mengubah UUD, termasuk sistem pilpres, tidak seperti mengganti ban sepeda atau mengganti kaos dengan jas. Harus dipikirkan sangat matang. Bukan demi kepentingan sempit sesaat.

Di sinilah pentingnya para politisi mengubah diri menjadi negarawan yang berpikir jauh ke depan.

Selain substansi, bisa juga muncul semacam semangat dan perasaan nostalgia untuk kembali ke masa lalu. Masa lalu tak semuanya jelek, juga tak semuanya baik.

Dalam memandang masa lalu, juga masa depan, semua era pemerintahan pasca Reformasi memiliki karakter dan impiannya masing-masing.

Baca juga : Urgen! Menjaga Kepercayaan Rakyat

Karena itu, mengubah sesuatu, termasuk amendemen, bisa juga dipengaruhi sisi-sisi nostalgia. Mengenang dan menghidupkan keindahan dan kebesaran masa lalu.

Sekali lagi, lepas dari positif atau negatifnya, seperti dikatakan mantan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill seusai Perang Dunia II: sejarah selalu ditulis oleh para pemenang. Demikian pula “penulisan amendemen”.

Yang penting diperhatikan, perubahan UUD jangan sampai tergelincir oleh keinginan untuk membuat arena permainan menjadi sempit. Arena yang sempit bisa dengan mudah dikontrol oleh segelintir elit politik atau ekonomi sesuai kepentingan mereka.

Di sinilah pentingnya kontrol luas dan signifikan oleh publik, supaya amendemen tidak dimanfaatkan untuk kepentingan sempit-sesaat oleh segelintir orang.

Baca juga : Amandemen, Bukan Nambal Baju Robek

Karena, seribu kali amendemen pun, atau sesempurna apa pun UUD-nya, kalau sebagian elite politik masih suka bermain jangka pendek, amendemen akan terus berlangsung. Terus diutak-atik sesuai kepentingan sesaat. Begitu saja terus sehingga menimbulkan kegaduhan.

Jangan sampai amendemen menjadi mainan untuk kepentingan pribadi, atau kepentingan sempit-sesaat segelintir elit untuk memudahkan kemenangan dan menjadikan urusan bangsa dan negara sebagai urusan personal.

Amendemen harus menjadi proyek bangsa yang sangat penting dan strategis. Menjangkau jauh ke depan, melintasi zaman, dengan segala perspektif dan tantangannya. 

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 1 & 8, edisi Minggu, 16 Juni 2024 dengan judul "Nostalgia Dan Perubahan UUD"

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.