Dark/Light Mode

Pilkada Jakarta Jangan Dibalik

Selasa, 18 Juni 2024 06:28 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Jakarta masih seksi. Jadi primadona. Diperebutkan. Memenangi Pilkada Jakarta, November 2024 mendatang, bukan hanya sekadar prestise, tapi juga bernilai politis untuk 2029 dan seterusnya.

“Pilkada Jakarta, Pilpres Jilid Dua”, begitu judul berita utama Rakyat Merdeka, Sabtu 15 Juni 2024 lalu.

Disebut Pilpres jilid dua karena akan kembali mempertemukan dua kubu. Koalisi Indonesia Maju yang menjagokan Ridwan Kamil dan Koalisi Perubahan yang cenderung memilih Anies Baswedan.

Kedua calon kuat tersebut masih belum pasti. Baru penjajagan, walau mengarah ke serius. Ridwan Kamil misalnya, kans menangnya lebih besar di Jawa Barat dibanding di Jakarta.

Baca juga : Nostalgia Dan Perubahan UUD

Tapi banyak pihak yang meyakinkan, Ridwan Kamil bisa mengalahkan Anies di Jakarta, apalagi kalau strategi Pilpres, Februari lalu diterapkan.

Walau keyakinan terus menguat, kegalauan masih bisa muncul. Karena, bisa seperti kata pepatah, “mengharapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan”. Atau, mengharapkan yang belum pasti, yang sudah di tangan malah disia-siakan atau dibuang. Risikonya, malah tidak dapat apa-apa.

Anies juga belum pasti. Semua masih bisa terjadi. Bisa saja muncul plot twist di ujung atau menjelang pendaftaran Agustus mendatang. Beberapa parpol yang cenderung ke Anies bisa saja goyang karena berbagai sebab. Politis maupun non politis. 

PDIP, yang disebut-sebut akan mendukung Anies, juga belum ada kepastian. Walau, PDIP sepertinya mencari siapa pun yang bisa melawan Koalisi Indonesia Maju. Salah satunya, Anies.

Baca juga : Judol Yang Kian Meresahkan

Sebaliknya, Koalisi Indonesia Maju ingin menyambungkan rute nasional dengan rute Jakarta. Karena, wapres terpilih Gibran Rakabuming, sesuai RUU yang sedang digodok, akan menjabat sebagai “kepala daerah” aglomerasi Jabodetabekjur.

Wilayah ini meliputi Jakarta bersama kota satelit yakni Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur. Karena itu, (Wapres) Gibran dan gubernur Jakarta diupayakan supaya bisa sejalan, senafas dan serute.

Sebaliknya, di pihak lain, langkah politik Gibran perlu dikontrol oleh gubernur yang bisa menjadi penyeimbang dalam segala hal. Termasuk balapan menuju 2029. 

Bagi rakyat, siapa pun gubernurnya, yang penting Jakarta dan warganya maju serta sejahtera. Segala persoalan Jakarta dan warganya bisa diatasi dengan cepat dan tepat. Bukan sekadar janji-janji. 

Baca juga : Urgen! Menjaga Kepercayaan Rakyat

Jakarta dan warganya harus dinomorsatukan, pilpres 2029 harus dinomorduakan. Jangan dibalik. Karena, kalau dibalik, semuanya bisa tumpah. Berantakan. Jakarta dan warganya tidak maju, justru gubernurnya yang maju. Kita tidak menginginkan itu terjadi. Kalau dua-duanya sama-sama maju, okelah. Tak apa-apa.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.