Dark/Light Mode

Listrik Untuk Rakyat

Jumat, 12 Juni 2020 07:46 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Rakyat tidak punya banyak pilihan untuk urusan memenuhi kebutuhan listrik selain menjadi pelanggan PLN (Perusahaan Listrik Negara). Negara tidak memberi ruang masuk dan beroperasinya perusahaan lain di bidang penyediaan jasa kelistrikan. Monopoli.

Anggap saja itu terbaik. Alasan utamanya mengapa demikian, agar listrik yang merupakan kebutuhan dasar dan primer rakyat tidak di- drive oleh logika persaingan bisnis. Tidak ada perang tarif atau menaikkan tarif listrik semaunya oleh perusahaan, dengan hanya merujuk pada rumus supply and demand.

Baca juga : Si Kaya Wajib Bantu Si Kecil

Negara maksudnya, dalam hal ini, berkuasa penuh untuk menentukan arah kebijakan perusahaan utamanya terkait tarif. Namun pada prakteknya, PLN seringkali, belakangan bahkan sering lupa soal ini. Semakin modern tata kelolanya, PLN semakin banyak bergaya murni korporat.

Dari sisi value perusahaan dan prin sipprinsip manajemen, ketika PLN semakin pekat corporate culture-nya, maka, semakin baik. PLN semakin lincah, efektif dan efisien dalam bergerak. Para pekerja PLN dari atas hingga bawah bukan lagi birokrat sebagaimana lama terbangun seperti itu.

Baca juga : Jangan Bawa Virus Ke Jakarta

Banyak harapan ketika PLN bertransformasi menjadi corporate, PLN benar-benar memberikan service ex cellent dalam penyediaan listrik. andal sistem kelistrikannya; sumber energi primernya, pembangkitnya, jaringan transmisinya, dan pentarifannya.

Nah, yang terakhir ini problem. sekarang, entah apa akar masalahnya, rakyat sebagai pengguna listrik dikejutkan dengan tagihan di luar kenormalan. Kita tentu tidak mau ini dilemparkan kesalahan karena humam error akibat petugas, gara-gara physical distancing di masa pandemi, tidak bisa mengakses rumah-rumah untuk melihat meteran.

Baca juga : Jangan Bawa Corona Ke Desa

Sungguh tidak canggih. Rakyat apalagi tidak mau, melonjaknya tagihan ini ternyata adalah langkah siasat PLN mengelabui rakyat dengan kenaikan tarif. Berharap, karena pandemi, tidak ada reaksi penolakan terbuka. Semua teralihkan dan sekaligus terfokuskan pada Covid-19. Jika ini terjadi maka PLN, meminjam dialog Cinta di AADC, ‘Kamu jahat!’. Naudzubillahi mindzalik. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.